19 Februari 2008

Provinsi ALA

Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) diguncang dengan keingin dari sebagian warganya yang menginginkan terbentuknya provinsi baru yaitu Aceh Lauser Antara (ALA) dan Aceh Barat Selatan (ABBAS), yang sesungguhnya telah dideklarasikan secara resmi di Jakarta. Kebetulan waktu itu saya ikut meramaikan pendeklarasian tersebut bersama teman-teman lainnya.
Setahu saya embrio pembentukkan ALA itu sudah ada sejak zaman kakek-kakek kita. Hal yang menarik, dalam pandangannya sesungguhnya penduduk asli orang Aceh itu adalah suku Gayo, ada beberapa alasan yang ia kemukakan, pertama, dalam pemberian nama provinsi Aceh banyak yang sebenarnya apabila ditelusuri adalah berasal dari bahasa gayo dengan adanya peristiwa 'Gajah Putih', sebagai salah satu contoh bahwa dahulu kala bahwa sebutan untuk ibu kota negara aceh adalah Kute Reje, yang bahasa gayonya berarti Kotanya Raja. Kedua, terdapat perbedaan bahasa dan kebudayaan yang mencolok antara orang Aceh dengan suku gayo, hal ini mengindikasikan memang ada perbedaan sejak dulu kala. Ketiga, permusuhan yang terjadi antara suku gayo dan orang Aceh rupanya sudah terjadi dari awal dahulu kala, dan masih terasa sampai sekarang. Keempat, adanya ketidakadilan dalam sejarah, bahwa ternyata dari sekian banyak pahlawan nasional, ternyata tidak ada yang masuk ke dalam kategori pahlawan nasional seperti halnya Cut Nyak Dien, Cut Mutia, Tengku Umar, dan lain sebagainya, padahal ada Datu Beru, Tengku Tapa, Aman Dimod. dan kelima, ketika terjadi peperangan GAM, pada umumnya orang gayo mengambil jalan bersebrangan dengan orang Aceh, hal ini terbukti bahwa pada daerah yang didominasi suku gayo maka GAM itu mendapat perlawanan atau tidak mendapatkan simpati dari masyakarat setempat.
Dari kelima hal ini maka dapat dikatakan bahwa memang ada perbedaan antara suku Gayo dengan orang Aceh, maka sesungguhnya perpisahan ini merupakan kerugian bagi orang gayo, karena sesungguhnya yang diyakini oleh suku gayo bahwa mereka merupakan penduduk asli dan penguasa dari Aceh itu sendiri, orang Aceh itu sendiri bagi mereka adalah pendatang. Hal yang perlu diingat juga adalah bahwa budaya orang gayo itu bersifat terbuka dan egaliter, dapat dibuktikan dari adat istiadatnya.
Ternyata ke depan perkembangannya menunjukkan bahwa suku gayo tertinggal oleh orang Aceh dalam hal ini dalam bidang sumber daya manusia (SDM), ditunjukkan dengan adanya data bahwa begitu sedikit orang gayo yang mendapatkan gelar pendidikan S3, S2 dan S1 bahkan Profesor, terlebih lagi jika dilihat tokoh-tokoh nasional yang ada di Indonesia masih amat sedikit suku Gayo itu dibandingkan dengan orang Aceh. Banyak hal yang mempengaruhinya, salah satunya adalah bahwa ketidakmerataan dari pemerintah Aceh dalam membangun daerah-daerah yang ada, hal ini mungkin disebabkan oleh jauhnya daerah-daerah yang akan mereka layani. Keamanan yang tidak kunjung menentu.
Sesungguhnya menurut kami adanya provinsi ALA merupakan sebuah jalan yang saat ini dibutuhkan oleh suku Gayo untuk dapat menunjukkan jatidirinya, mengekpresikan dirinya serta membangun dirinya untukmenjadi lebih baik lagi.

12 Februari 2008

Cinta...

Sebuah kata yang selalu membuat orang berubah dengan begitu cepatnya, kekuatan cinta itu memang sudah ditakdirkan Tuhan untuk mengubah langit, bumi dan isinya. Entahlah, kenapa Tuhan menciptakan perasaan cinta itu kepada makhluknya, sebagai cobaan atau sebagai kenikmatan.

Seseorang yang merasa disakiti karena cinta bisa berubah menjadi dendam, dendam itu menggerakkan seluruh kemampuannya untuk membalas kepada yang telah menyakitinya atau melampiaskannya atau mengubahnya dengan berjuang agar seseorang tidak menderita lagi seperti yang dideritanya. Atau ketika seseorang medapatkan kepuasan dari rasa cinta berusaha untuk orang lain merasakan seperti apa yang dirasakannya atau bahkan tidak ingin orang lain mendapatkan seperti apa yang dirasakannya, cukup untuknya seorang saja.

Cinta, sebuah kata yang menggetarkan langit dan bumi. Cinta itu pada dasarnya juga mempunyai tingkatan-tingkatan yang kiranya saling berusaha untuk mengalahkan, cinta seorang lelaki dengan perempuan berusaha mengalahkan cinta seorang anak kepada orang tuanya, cinta seseorang kepada hartanya mengalahkan cinta kepada sesama, cinta seseorang kepada nafsunya mengalahkan cinta kepada kebenaran, cinta seseorang kepada Tuhannya mengalahkan cinta kepada makhluk lainnya, semuanya bisa di. Kadang terpikir apakah sebenarnya cinta itu sebagai sebuah ujian kepada manusia ?

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah bersabda yang paling layak untuk dicintai adalah Allah SWT, Sang Pencipta cinta itu sendiri, kemudian kedua orang tua kita, yang telah melahirkan kita didunia ini juga karena cinta, terakhir adalah mencintai sesuatu karena Nya, Sang Pencipta cinta. Sesungguhnya apabila kita yakini hal ini maka yang akan terjadi adalah menempatkan cinta itu pada tempatnya sekaligus tidak terjebak kepada perasaan cinta yang salah. Cinta itu telah diberi batasan oleh Allah untuk selalu bersamaNya, sudah barang tentu hal ini akan lebih baik lagi, karena Ia yang menciptakan perasaan cinta itu.

Akan tetapi pada kenyataannya, semua itu sulit diterapkan oleh manusia, karena bergantung kepada keimanan seseorang. Tapi kebanyakan manusia mempunyai semangat untuk hidup bukan karena Tuhannya, tapi pada sesuatu yang diyakini untuk diperjuangkannya. Seperti karena anaknya, hal yang diyakininya benar, hartanya, keluarganya, ilmunya, prinsipnya dan masih banyak lagi. Sehingga hal ini memberikan warna kehidupan, karena adanya tarik menarik untuk memperjuangkan rasa cintanya berdasarkan keyakinan masing-masing. Perang, bunuh-membunuh, bercinta, menipu, semua kebaikan dan kebenaran akan dipergunakan untuknya.

Cinta, itulah cinta. Semua karena cinta.

Hal yang paling rasional dan paling tinggi tingkatannya adalah dengan mencintai Sang Pencipta, tapi ini perlu keimanan dan tidak semua orang diberikan nikmat ini, walau sesungguhnya setiap manusia diberi kesempatan untuk mendapatkannya. Oleh sebab itu, sesungguhnya diturunkan Nabi dan Rasul untuk membagi perasaan cinta kepada Ilahi itu, untuk meyakinkan umatnya. Untuk menyebarkan kedamaian. Jadi cintalah yang disebarkan mereka. Cinta.

08 Februari 2008

Teknologi Baru....Metafisika....

Perkembangan teknologi 'konvensional' saat ini ternyata telah menghambat kemampuan rohani dari seorang manusia, sebagai contoh; (i) penggunaan alat komunikasi seperti HP telah mengkebiri kemampuan kita untuk menggunakan telepati, padahal sudah jelas hal ini dapat dilakukan; (ii) penggunakan komputer, hanya meninabobokan kemampuan yang ada pada otak kita, seperti menghitung dan menganalisa, dan masih banyak lagi; (iii) akibat teknologi juga, kita lebih mengolah jasmani kita bukan kemampuan ruhani kita; etc.

Saya pernah diskusi dengan seseorang tentang metafisika, hal yang menarik adalah bahwa sekarang ini di CIA sedang dikembangkan sebuah kemampuan untuk meningkatkan kemampuan energi manusia dengan gelombang energi yang ada pada manusia untuk menggerakkan atau membantu sebuah pekerjaan (teknologi metafisika). Tercetus oleh saya kenapa tidak dikembangkan gabungan dari keduanya (metafisika dan fisika), dikatakan kembali oleh dia bahwa memang itu tujuannya.

Kembali saya teringat sebuah cerita yang ada dalam alquran, tentang Nabi Sulaiman AS, bahwa ketika Beliau menanyakan kepada semua anak buahnya yang mampu memindahkan Kursi Kerajaan Ratu Bulqis ke istanya dengan cepat, yang pertama kali menjawab adalah bangsa jin Ifrit yang menyanggupi bahwa kursi tersebut akan berpindah ketika Nabi Sulaiman sebelum Nabi Sulaiman berdiri. Akan tetapi ada seorang Ahli hikmah yang bisa memindahkan kursi itu dalam kejapan mata Nabi.

See, saya menangkap bahwa kita manusia punya kemampuan untuk itu, tidak dengan bantuan Jin akan tetapi dengan kemampuan yang ada pada diri kita, seharusnya kita sadar bahwa kita telah diciptakan dengan sempurna, ada unsur tertinggi (ruh, unsur ilahiah) dan terendah (jasad, dari tanah).

Ke depan ntah kenapa saya membayangkan bahwa yang menjadi tentaranya Imam Mahdi atau pun Isa AS adalah manusia-manusia yang seperti itu, manusia yang mampu menguasai 4 (empat) elemen seperti halnya Avatar...he he..bahkan mungkin lebih dari itu.

Jika hal ini terjadi sudah barang tentu tidak akan ada yang mampu mengalahkan mereka, bayangkan saja jika pesawat tempur tercanggih dari USA dihentikan oleh gelombang pikiran oleh seorang manusia. Atau bayangkan juga dengan kemampuan mempengaruhi alam pemikiran seseorang, maka cukup satu orang mampu memberikan informasi-informasi kepada manusia-manusia lainnya langsung ke otaknya tanpa perlu teknologi...ha ha...

Kesalahan kita adalah selalu mengkaitkan hal-hal ini dengan mistis, padahal seperti contoh kisah Nabi Sulaiman AS, manusia itu mampu, bahkan Jin Ifrit pun kalah.

Yach, ini hanya sebuah pemikiran yang tidak mustahil dilaksanakan.

Trims