11 Maret 2009

Islam di Aceh ?

Perjalanan dawah Nabi Muhammad SAW telah memperlihatkan bahwa Islam itu adalah politik, karena dawah itu politik, bagaimana menyebarkan agama Islam di muka bumi ini dengan santun dan baik, dengan tidak melupakan arti dari La Ikrafiddin atau tidak ada pemaksaan terhadap agama, sekaligus membangun kebanggaan menjadi seorang Muslim dengan tidak melupakan bahwa non Muslim harus dijaga.

Apakah Islam itu sebuah Partai ?
Islam itu bukan sebuah partai, karena Islam itu merupakan sebuah keimanan atau addin, sehingga Islam lebih tinggi dari sebuah partai. Islam dapat hinggap dimanapun, ia dapat hinggap di ilmu pengetahuan, dapat hinggap di organisasi pemuda, dapat hinggap di setiap insan, bahkan setiap ciptaan Allah. Jadi Islam lebih luas daripada sebuah Partai.

Apakah Islam Memerlukan Partai ?

Ada sebuah hadist Nabi yang mengatakan bahwa kejahatan yang terorganisir tentunya akan dapat mengalahkan kebaikan yang terorganisir, nah dalam konteks ini diperlukan sebuah partai untuk memperjuangkan Islam. Saat ini di Indonesia sudah sedemikian banyak partai Islam, namun yang benar-benar dapat dijadikan sebagai gambaran tentang Islam itu sediri dalam sebuah partai amat sedikit partainya. Makanya diperlukan sebuauh pemikiran untuk memilih sebuah partai yang tepat yang bisa memperjuangkan Islam.

Kenapa harus Partai ?
Islam ke depan harus berpikir progresif, ia harus mampu menguasai legislatif atau kekuasaan, karena untuk memperjuangkan Islam adalah melalui kekuasaan, da mendapatkan kekuasaannya melalui Partai. Inilah kenyataan yang terjadi saat ini.
Partai inilah yang bisa menjadikan Islam dapat menjadi sebuah aturan atau dapat menegakkan syariat Islam di manapun ada partai tersebut.

Mencontoh Kepada Iran
Iran terkenal dengan gerakan revolusi Islamnya di dunia ini dengan menumbangkan rezin Syah Palevi yang dikatakan sekuler dan didukung barat. Saat ini dengan menggunakan kekuatan politiknya Iran berhasil membuat negara ini diperhitungkan oleh negara-negara lain, bahkan ia adalah salah satu negara yang amat ditakuti Barat dan sekutunya bahkan Israel.
Kekuasaan tertinggi ada pada sebuah Perwalian Negara yang dipegang oleh Ayatullah Khoemeni sebagai pemimpin tertinggi spritual Negara, dengan ini ia menjaga agar negara ini selalu dalam koridor Islam. Kemudian kepemerintahannya diselenggarakan oleh seorang Presiden yang dipilih langsung rakyat setelah melalui seleksi dari Perwalian Negara tersebut.
Uniknya lagi golongan-golongan unik selalu terwakilkan di parlemen Iran. Komunitas Yahudi, komunitas Muslim Sunny, komunitas lain-lain yang ada di Iran. Hasilnya adalah Iran menjadi sebuah negara yang relatif stabil dan keislamannya dapat dipertahankan (gerakan revolusioner Islamnya).
Bahkan pada elemen masyarakatnya ada yang dinamakan dengan Basyil atau sebutan kepada tentara sipil Iran atau Bela Negara di Indonesia sebagai kepanjangan dari Wali Negara, yang bertugas untuk menjaga arahnya revolusi Iran yang sudah terbentuk.
Jika diperhatikan bersama maka jelas bahwa Iran merupakan sebuah negara Muslim yang juga mempergunakan Islam sebagai jalur politiknya.
Sedangkan negara-negara Arab lainnya kebanyakan hanya menggunakan Islam sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya dengan mengedepankan syariat Islam, yang juga seringkali hanya menjadi topeng saja. Sekali lagi bukan ini yang diinginkan Islam.

Islam di Aceh Kemana ?
Islam di Aceh sudah merupakan urat nadi rakyat Aceh selama berabad-abad, sudah seharusnya syariat Islam menjadi pegangan rakyat Aceh, karena sejak dahulu kala sebenarnya ini sudah berjalan dalam adat istiadat masyarakat Aceh. Bila kita kemudian mundur dengan gerakan Islam ini, maka Aceh akan menjadi mundur karena kemajuan Aceh adalah dengan syariat Islam.
Kita harus mengetahui mental dari orang Aceh yang keras, terkenal dengan tipu Aceh, sejarah telah membuktikan bagaimana pertikaian yang terus terjadi antara Tengku dan Teuku, perbedaan karakater di Aceh, kesemuanya itu sejak dahulu kala dapat diredam dengan berlakunya syariat Islam di Aceh sejak berabad-abad. Bayangkan jika ini hilang dari Aceh maka yang ditakutkan adalah Aceh kembali ke dalam kejahiliyahan atas nama Sosialisme dan Kesejahtaraan atau Liberalisme dan Kebebasan. Hanya ini yang saya takutkan jika bukan Islam yang menguasai Aceh.
Itulah yang menyebabkan saya mengatakan lebih baik Aceh itu dimenangkan oleh PKS, dari sisi budaya juga dari sisi potensi konflik, kita semua ke depan akan merasakan Aceh yang aman, damai, tentram dan islami. Banyak dari pemikir Islam menginginkan agar ada sebuah negeri yang menjadi contoh berkembangnya Islam, dan saat ini Aceh lah yang bisa dijadikan contoh dari sisi hukum dan kesempatan, jika ini hilang maka hilanglah semua yang diperjuangkan Tengku kita dahulu dan tokoh Islam yang berjuang demi Aceh. Ideologi inilah yang sekarang diperjuangkan, tinggal nantinya bagaimana kita mengaplikasikannya kepada rakyat Aceh.

Kesimpulan
Perjuangan penegakkan Islam salah satu cara strategisnya adalah melalui Partai Politik. Jangan sampai Aceh kembali ke dalam jahiliyah dan konflik berkepanjangan, sejarah telah membuktikan bahwa Islam yang membuat Aceh menjadi berwibawa.

Tidak ada komentar: