22 Mei 2009

Mencari Kemerdekaan

Kepala tertunduk melihat ketertindasan ini
Seperti kerbau yang terus di cocok hidungnya
Seperti anak manusia yang terus di doktrin
Semua menghilangkan arti diriku sebagai seorang manusia terhormat

Atas nama kemerdekaan kau telah menjajahku
Atas nama kebebasan kau telah membelengguku
Atas nama kepintaran kau telah membodohiku
Atas nama demokrasi kau telah bersikap seperti penjajah

Tetesan air mata tidak lagi kau pedulikan
Tetesan darah kau anggap sebagai martil perjuangan
Tetesan keringat kau anggap pengorbanan
Rintihan kesakita kau anggap sebagai nyanyian perjuangan

Ingin kugerakkan rencongku untuk membunuhmu kesombonganmu
Ingin kusergah lenganmu untuk menyadarkanmu
Ingin kutusuk hatimu dengan kata-kataku
Ingin kubuka pakaianmu memperlihatkan kemaluanmu

Kini hanya ketakutan yang terus menghampiriku dengan senyum sinisnya
Kini hanya kemunafikan yang melingkariku dengan tangisannya
Kini hanya rendah diri menutup wajahku dengan memelas
Kini hanya kebodohan yang terus bercinta dengan diriku

Darahku yang mendidih tengah menunggu saatnya keluar dari tubuhku
Suci jiwaku sepertinya menginginkan harga diriku kembali datang
Kehormatanku terus saja mengobarkan semangat perang sabil
Kecerdikkan meronta-ronta meminta saatnya untuk kembali di depan

Kau telah menghinaku dengan ancamanmu
Kau telah meremehkanku dengan kebohonganmu
Kau telah merendahkanku dengan menjadikanku pengecut
Kau terus menyodok mukaku dengan kotoran mu

Tuhan, haruskan aku terus bersabar dengan semua ini ?
Haruskah aku menjadi kambing selamanya ?
Haruskan aku seperti monyet yang hanya pandai bersorak ?
Atau menjadi seperti manusia yang bisa mengambil keputusan

Dimana engkau ya Tuhan ?
Tsunami datang telah menyebabkan banyak dari kami yang syahid
Perang Ashobiyah datang yang menyebabkan kami mati sia-sia
Datang Tuhan… Datang… Kami butuh pertolonganmu…

Mereka saudaraku Tuhan…
Haruskan aku menebas lehernya dengan rencongku ?
Haruskan aku menganggukkan kepada tapi tanganku terkepal ingin membunuhnya
Haruskah… haruskah… haruskah…

Kapan kami bebas dari semua ini ya Tuhan…
Kapan kami bisa menegakkan kepala kami
Kapan kami bisa terseyum kembali tanpa rasa takut
Kapan kami bisa membesarkan anak kami dengan tenang….

Saat ini hanya mata kami yang nanar menahan itu semua
Tapi kami takut, sebentar lagi rencong kami yang menebas leher mereka semua
Sebentar lagi 2 tangan kami yang menghancurkan kepala mereka
Sebentar lagi jari kami yang mencungkil sombongnya pandangan mereka

Lindungi kami Ya Tuhan…
Berikan kuasa Mu Ya Tuhan…
Jangan permainkan kembali bangsa kami Ya Tuhan…
Hanya kepada Mu kami berserah diri…

Tidak ada komentar: