21 Januari 2009

Palestin, PKS, Aceh dan Umat Islam Jilid 2

Postingan Win Wan Nur

Menanggapi tulisan saya kemarin "Israel-Palestina, PKS dan Tangisan Umat Islam Indonesia", di beberapa milis banyak yang mempertanyakan kepada saya kenapa saya begitu emosinya terhadap anak PKS yang mengatakan saya menulis karena dibayar oleh agen Israel, sampai menyebutkan kalimat "memisahkan tubuh dan kepala" segala. Teman-teman yang benar-benar teman mengatakan "sudahlah Win...jangan buang-buang energi mereka memang sudah begitu".

Yang bukan teman dan bukan kemungkinan tapi pasti anak PKS juga, menyindir dengan gaya sok tua " Kemarahan saya itu justru menunjukkan kalau memang saya ada apa-apanya, kalau memang saya tidak seperti yang dituduhkan, kenapa harus marah?", begitu katanya. Ini adalah logika khas kaum fanatik gila yang sesama mereka memanggil ikhwan dan akhwat itu.

Saya begitu emosi dengan tuduhan itu adalah karena di kalangan kaum fanatik seperti kaum PKS ini, tuduhan sebagai agen Israel dan antek Amerika adalah sebuah VONIS MATI. Melemparkan tuduhan gila semacam ini kepada saya sama artinya dengan melemparkan saya ke tengah kawanan singa lapar. Ke tengah orang-orang fanatik yang percaya membunuh orang yang berseberangan pandangan dengan mereka akan mendapat pahala yang tinggi. Yang kalau dalam prosesnya sampai menyebabkan kematianpun, itu bukan kematian biasa. Tapi itu adalah 'syahid' nilai kematian tertinggi sehingga begitu sampai di surga mereka akan disambut 70 bidadari.

PKS ini adalah partainya kaum fasis, saya sebut begitu karena bagi mereka satu-satunya kebenaran adalah kebenaran versi mereka sendiri. Sementara definisi fasisme sendiri kurang lebih berarti : "isme yang mempromosikan supremasi dirinya [kelompoknya] lebih dari yang lainnya dimana supremasi itu sendiri dianggap merupakan kondisi yang terberi".

Karena definisi fasisme seperti itulah Hitler disebut fasis. Hitler fasis karena dia bilang kalau orang Jerman Aria itu ras nomor satu, ras paling unggul sementara ras-ras lainnya itu cuma 'monyet'. Suharto disebut fasis karena tindakan Suharto cenderung mensupremasikan kedudukan Jawa diatas suku bangsa lainnya. Jepang di jaman Hirohito itu disebut fasis karena mereka percaya bahwa mereka adalah anak tuhan di Asia, kaisar Jepang sendiri jadi Tuhannya, sementara orang asia lainnya kalau bukan monyet, paling jadi adik kecilnya. Israel dengan Zionismenya disebut fasis karena bagi mereka umat Yahudi adalah satu-satunya umat pilihan Tuhan di dunia, umat selainnya termasuk kita di Indonesia ini apalagi orang Palestina ya cuma monyet.

PKS sendiri, jelas adalah partai fasis! Semua tindak tanduk mereka ala wahabi yang serba ngarab dan dianjurkan sekali untuk ngarab. Lihat gaya berpakaian mereka. Atau lihat gaya mereka anak-anak ras mongoloid yang secara genetik memang tidak dianugerahi hormon yang memungkinkan jenggot tumbuh lebat memaksa diri menumbuhkan jenggot meskipun tumbuh hanya beberapa lembar saja, supaya terlihat mirip dengan orang arab. sesama merekapun mereka memanggil dengan sebutan "ikhwan" dan "akhwat". Bagi anggota PKS, orang lain yang non partainya yang tidak sepemikiran atau tidak menganut aliran Wahabi seperti mereka kalau bukan "anjing kurap" ya cuma "monyet".

Karena memang sama-sama fasis, kelakuan PKS ini persis sama dengan Soeharto pahlawan mereka. Baik PKS maupun Soeharto memiliki hobi yang sama yaitu membuat HANTU untuk menakut-nakuti orang yang berseberangan pandangan dengan mereka. Kalau Soeharto terkenal dengan hantu KOMUNIS dengan bahaya latennya maka PKS ini punya hantu peliharaan yang bernama 'Agen Israel dan Antek Amerika'.

Sikap Soeharto dan PKS terhadap orang yang mereka tuduh sebagai HANTU yang mereka buat sendiri itupun juga sama. Bagi mereka, tanpa perlu pengadilan apapun, orang yang sudah dicap sebagai hantu itu sudah layak untuk dilenyapkan. Seperti juga Soeharto, PKS dan para simpatisan fanatiknya juga tidak membutuhkan data dan fakta apapun untuk membuktikan tuduhannya. Cukup fantasi gila di kepala mereka.

Yang membedakan PKS dan Soeharto cuma pada tingkat kekuatan saja, jika Soeharto punya pasukan dan sampai hari inipun masih didukung penuh oleh militer di belakangnya. PKS ini masih 'Bayi Fasis' yang sedang membangun kekuatannya dengan membentuk lasykar-lasykar berani mati yang meneriakkan Allahu Akbar setiap kali mereka menghantam orang yang berseberangan.

Tapi kalau terus dibiarkan, PKS yang tumbuh besar dengan bibit-bibit fasis dalam dirinya ini akan terus tumbuh membesar dan menghancurkan seluruh peradaban. Unsyiah kampus tempat saya dulu pernah kuliah sudah merasakan.

Setelah tulisan ini saya posting, saya yakin orang-orang PKS akan kasak-kusuk sibuk sendiri seperti kucing garong yang dibakar ekornya. Mencari tahu siapa Win Wan Nur ini sebenarnya. Siapa di belakangnya, siapa yang mendanainya, apa kaitannya dengan Israel dan Amerika dan segala macam teori konspirasi tai kucing lainnya. Dan saya juga sudah bisa membayangkan kesimpulan akhirnya akan tetap Win Wan Nur itu agen Israel dan Antek Amerika.

Tapi kalau saya atau siapapun juga yang minta bukti kesimpulan atas tuduhan mereka itu berdasarkan data dan fakta, sampai mampus bahkan sampai mereka bongkar kuburan nenek moyang merekapun ya mereka tidak akan bisa menemukannya. Karena saya sama sekali bukan pengikut satu sekte apapun, bukan pengikut atau simpatisan partai politik apapun. Karena faktanya Win Wan Nur ini cuma warga biasa yang malas melihat gaya sok islam (wahabi), sok suci, gaya sok ngarab dan terutama kebiasaan sembarang tuduh mereka.

Wassalam

Win Wan Nur
www.winwannur.blogspot.com

Ulasan Kosasih Bakar

Alhamdulillah, Serinen Win Wan Nur sudah kembali kepada pola penulisannya yang pernah membuat saya kagum pertama kali, tulisannya sudah seperti syair yang menghentakkan pemikiran dan hati yang membacanya. Ijinkan saya untuk bisa mengeluarkan pemikiran saya tentang tulisan Serinen ku yang satu ini, seperti yang lainnya. Berijin Bang.

Sebelumnya saya hanya ingin mengeluarkan pandangan saya tentang serinen saya ini, bahwa siapapun yang mengatakan bahwa serinen saya ini antek USA dan Yahudi menurut saya sebuah tuduhan yang tidak bisa dibenarkan. Dalam berbagai tulisannya bahkan ia seringkali mengatakan bahwa ia rindu dengan pengaruh Islam di Gayo seperti halnya ia bangga dengan mengatakan ia adalah cucu dari dari seorang Tengku, bahkan ia juga mengatakan bahwa ia terinspirasi dengan Kakeknya tersebut. Lebih membanggakan lagi ia seringkali mengucapkan arti dari namanya. Win Wan Nur merupakan bahasa Gayo yang kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah seorang anak laki-laki yang selalu dalam cahaya, tentunya cahaya Allah, selalu dalam penerangan hatinya. Siapapun yang memfitnahnya saya kurang setuju, karena memang Serinen saya itu sampai sekarang hanya manusia biasa yang selalu mencoba memberikan yang terbaik buat keluarganya.

Ketika Bang Win Wan Nur mengungkapkan kata ‘antek Yahudi dan USA’, maka saya teringat kembali dengan konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia ini, ntah itu di Afganisthan, Palestin, Iraq, Khasmir, Chencya bahkan di Moro, semuanya kerap kali mengatakan hal yang demikian.

Iraq yang merupakan Negara merdeka yang kemudian dilalap oleh USA dengan alasan pembohongan public yang sampai saat ini tidak terbukti, Saddam Hussein mempunyai senjata pemusnah missal, telah menghancurkan kemerdekaan bangsa tersebut. Konflik di Afganisthan, dengan Talibannya dan Usamah Bin Ladennya yang dahulu merupakan sekutu dekat CIA ketika masa perang dingin melawan Uni Soviet juga keluar kata-kata tersebut. Khasmir, sebuah daerah perebutan antara Pakistan dan India juga tidak terlepas dari kata-kata tersebut. Terlebih lagi Palestin, bagi HAMAS siapapun yang menyetujui perang yang dilakukan oleh Israel ke Gaza juga dikatakan dengan kata-kata tersebut.

Sungguh, kembali kata-kata tersebut kembali dijadikan sebuah icon perjuangan untuk mereka yang merasa ditindas dan tidak dihargai,utamanya kaum muslimin yang ada pada daerah konflik, kecuali GAM tentunya yang malah berulang kali meminta bantuan kepada Uni Eropa dan USA.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), merupakan sebuah partai yang terlahir terinspirasi dengan Gerakan Ikhwanul Muslim, dengan tokohnya Hasan Al Banna, yang juga merupakan sebuah gerakan yang melahirkan HAMAS di Palestina. Gerakan Ihkwanul Muslim ini kini sudah di larang oleh Mesir karena gerakan ini dianggap terlalu fundamental, terlalu agresif gerakannya. Ini Juga lah yang menyebabkan Mesir terlihat seperti takut dengan HAMAS, karena berpengaruh kepada kepentingan dalam negeri mereka, pengaruh dari Gerakan Ikhwanul Muslim. Belum lagi dengan tekanan-tekana yang diberikan oleh USA dan Israel itu sendiri. Dampaknya adalah Rafah yang terus ditutup.

Secara politis di Indonesia terdapat 2 pertempuran, yaitu pertempuran antara Nasionalisme dan Islam. Ini dapat dilihat dari banyak contoh bagaimana Nasionalisme dan Islam selalu bersiteru, ketika Pemilihan Gubernur DKI ada persiteruan antara PKS dengan gabungan partai-partai lain yang ada di Indonesia, hasilnya pun sungguh mencengangkan karena ternyata gabungan dari partai-partai besar itu hanya mengalahkan PKS dengan perbandingan 60:40, sebuah angka yang menurut saya sudah menunjukkan betapa kuatnya PKS di DKI Jakarta. Atau ketika PKS berhasil memenangkan Pilkada di Jawa Barat, Sumatera Utara dan daerah besar lainnya. Semuanya menunjukkan bahwa PKS ternyata mampu meraih dukungan dan simpati dengan segala kelebihan dan kekurangannya baik dari kalangan nasionalis maupun kalangan Islam sendiri.

Perlu juga diingat bahwa Indonesia berhasil meredam fundamentalis Islam adalah karena Negara ini telah memperbolehkan wadah mereka untuk beroganisasi, Negara ini menghormati gerakan Islam tersebut, Negara ini mengembangkan sikap saling menghormati, walau tentunya ini tidak bisa memuaskan semua pihak. Saya pernah menonton sebuah film tentang dunia intelijen yang berjudul ‘Body of Lies’, sungguh sebuah film yang amat menarik. Film ini mencoba mengangkat permasalahan intelijen Amerika dengan Negara-negara Arab, memperlihatkan bahwa fundamentalis itu bila dilawan dengan kekerasan hanya akan menyebabkan kehancuran, namun bila dilakukan dengan pendekatan dan memegang pimpinan mereka atau dengan memberikan ruang gerak kepada mereka maka ketika anda memegang ekornya anda dapat mengendalikan kepalanya.

Walau demikian pada kalangan fundamental itu sendiri ada bagian yang amat keras yang didiskripsikan dengan Al Qoida saat ini, Taliban, HAMAS yang sama sekali tidak mau tunduk kepada KUFFAR USA dan YAHUDI, sepertinya mereka masih belum bisa memegang ekornya.

Aceh juga demikian, dalam perang Tjumbok terlihat bagaimana antara Tengku yang pada waktu itu juga dikatakan Wahabi, dengan Uleebaleng atau Penguasa/Pengusaha. Gerakan Wahabi di Aceh sebenarnya merupakan inti dari Islam di Aceh sejak zaman dahulu, karena Aceh itu sebenarnya merupakan gerakan Wahabi. Dalam Kesultanan Aceh yang bukan Islam itu akan dipaksa menjadi Islam atau dibunuh. Ini bahkan terjadi dalam Kesultanan Aceh terdahulu, bahkan ada seorang Belanda dalam buku Dennis Lombert yang dikatakan oleh orang Aceh dipaksa memeluk Islam atau kalau tidak ia akan dibunuh. Namun Belanda ini ternyata mempunyai hati yang keras sehingga ia menolak dan siap dihukum mati. Oleh Sultan Aceh kemudian ia tidak jadi dihukum mati, namun ia dilontarkan ke lautan luas agar dimakan oleh Ikan. Inilah Islam di Aceh, memang sudah sejak dahulunya Wahabi, sehingga seringkali dikatakan Islam di Aceh dan Padang amat kuat dipegang teguh oleh orang-orangnya.

Kalau kita kembali ke Gayo terkadang adat istiadat itu melebihi Agama Islam, hal ini bisa dilihat dari adat istiadat mengatakan bahwa tidak boleh menikah dengan satu kampong atau akan diparak, adat istiadat melarang pernikahan antara sesupu atau diparak, belum lagi yang lainnya, setiap hukum yang diterapkan terkadang melebihi hukum Islam. Inilah yang dikatakan bahwa memang dasar Islam di Aceh itu adalah Wahabi. Inilah kenyataan yang memang harus diterima bahwa sejak dahulu Islam Wahabi itu merupakan bagian dari perkembangan Islam di Aceh, dan ini pulalah yang menyebabkan Aceh menjadi sukar untuk ditaklukkan dan berhasil mempertahankan kekuasaannya.

Beralih ke PKS atau singkatan dari Partai Keadilan Sejahtera, partai ini lahir dari intelektual muda Islam yang menginginkan agar Islam dapat dilakukan secara kaffah, Islam dijadikan sebagai satu-satunya ideology mereka yang memeluk muslim. Sebuah partai yang menggunakan metode dengan Gerakan Ikhwanul Muslim. Kemarin saya sempat membaca pada salah satu majalah popular dengan Judul ‘PKS Partai Pragmatisme’, yang ditulis oleh seorang akademisi yang membuat desertasinya tentang perkembangan PKS.

Ada yang menarik hati saya dalam artikel tersebut, artikel tersebut mencoba untuk menggambarkan perubahan-perubahan yang terjadi pada PKS. Menurut penulis tersebut PKS yang dahulunya bernama Partai Keadilan telah berubah menjadi partai yang pragmatis, sebuah partai yang mencoba pragmatis bagi kepentingannya. Menurutnya ini dapat terlihat dalam pengambilan keputusan, ketika dahulu pendukung PKS ini menggunakan metode musyawarah dari sebagian pentolannya saja, namun sekarang pengambilan keputusannya berdasarkan pemungutan suara terbanyak dari masing-masing DPD, bahkan mereka juga sudah menggunakan teknik pengembangan organisasi yang modern. Jadi ketika dahulu mereka menggunakan system liqo’ yang tertutup, sekarang ini bersifat lebih modern pertemuannya yang terkadang sudah kurang memperhatikan lagi tentang hijab atau pemisahan laki-laki dan perampuan secara keras. Untuk kemitraan mereka juga sudah melakukan perubahan, jika mereka dahulu menginginkan kerjsama hanya dengan partai yang berideologi Islam, sekarang mereka lebih fleksibel dalam melakukan kerjasama dengan partai-partai nasionalis asalkan mempunyai kepentingan yang sama. Hal-hal inilah yang menyebabkan penulis ini menyebut bahwa PKS sudah menjadi partai Pragmatis, walau dalam uraiannya ia menyebutkan bahwa ini dimungkinkan karena lingkungan yang kondusif di Indonesia, namun apabila mereka ditekan maka ada kemungkinan wajah mereka yang lama atau fundamentalisnya akan kembali keluar. Memang pengaruh demokrasi sekarang sedang pacaran dengan PKS, PKS sekarang mencoba mengikuti Partai Keadilan di Turki, HAMAS di Palestina, HIzbullah di Lebanon dan lain sebagainya. Upaya mereka adalah sekarang bagaimana berdawah untuk mengambil dukunga suara terbanyak sebagai upaya menegakkan Islam di NKRI.

Fanatisme dalam Islam merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan, Islam memang harus menjadi fanatis, Islam sesungguhnya mengajarkan kita untuk kaffah, Islam selalu mengatakan bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah, tidak ada daerah abu-abu sesungguhnya bagi seorang muslim. Namun, Islam juga mengajarkan bahwa lakukanlah apa yang diajarkan oleh Islam semampu kamu dan sepengetahuan kamu dengan tidak merendahkan Islam itu sendiri. Islam juga mengajarkan bahwa setiap perbuatan akan mendapatkan balasannya berupa pahala dan dosa yang akan berimplikasi kepada hukuman syurga dan neraka. Filosofi-filosofi Islam ini menyebabkan seorang muslim bisa berdiri dimanapun dengan keyakinannya, ia bisa berdiri di daerah konflik, ia bisa berdiri di kalangan perkotaan dan borjuis, ia bisa berdiri dikalangan papa dan fakir bahkan ia bisa berdiri di kalangan penjahat sekalipun. Inilah Islam, karena menurut Allah hanya ia lah yang berhak nengatakan seseorang itu beriman kepadanya atau tidak. Dan untuk menyatukan keberagaman pemahaman tentang Islam tersebut kemudian dikatakan bahwa Ukhuwah Islamiyah, setiap muslim adalah saudara, ketika ada perselisihan antara 2 golongan muslim maka damaikanlah mereka, berlemahlembutlah kamu kepada saudara seimanmu dan berkeraslah kepada ahli kita, dan masih banyak lagi yang kesemuanya ingin menyatukan sesama muslim.

Serinen, orang yang selalu dalam cahaya Allah, tulisan-tulisan Bang Win Wan Nur biasanya selalu memperlihatkan sebuah perdamaian, memberikan pencerahan diantara perbedaan, akhir-akhir ini terlihat semakin mengusik hati yang membacanya, jujur saja Serinenmu ini pada awalnya terinspirasi dengan gaya penulisan anda, bahkan setiap kali ingin membalas tulisan Bang Win Wan Nur maka serinenmu ini selalu mencoba untuk mengikuti gayanya. Karena ada keunikan ditulisan anda, ada sebuah upaya untuk mempermainkan pemikiran orang-orang yang membacanya, dan ketika membacanya sepertinya mudah diingat.

Akhirnya saya hanya bisa berujar, perpecahan dalam setiap orang yang mengucapkan syahadat adalah KEBODOHAN dan KERUGIAN dan KEDZHALIMAN, perpecahan Muslim hanya akan membuat Yahudi dan Kuffat tertawa, ketidakaman di Aceh juga hanya akan membawa semua generasi kita kedalam tekanan yang kita tidak semua menginginkan karena hanya akan menimbulkan pembodohan.

Marilah kita tegakkan Ukhuwah Islamiyah kita, kita hormati ketika muslim itu sudah tinggi tingkat keimanannya sehingga pada akhir zaman dikatakan sebagai orang aneh kembali, atau ketika muslim yang tingkatan keimananya masih setengah-setengah antara hubbun dunia dan hubbun akhirat sehingga mengikuti pola hidup sedsuai hatinya dan zamannya, atau muslim tingkat keimanannya masih hubbun dunia yang terkadang melupakan akhirat dan tersadar ketika ia dalam kesusahan, atau kepada muslim tanpa ada keimanan karena muslim karena keluar dari rahim wanita muslim. Karena sekarang ini adalah sosok dari Islam di dunia. Wallahu’alam bishowab.

Berijin.

Kosasih Bakar
www.cossalabuaceh.blogspot.com

Tidak ada komentar: