05 Februari 2009

Anekdot Ketika Tuhan Ingin Menciptkan Manusia Berasal Dari Jawa, Aceh dan Gayo

Suatu ketika Tuhan ingin menciptkan manusia, tapi dia kebingungan akan melahirkan dari suku mana manusia ini, karena dia sudah terlanjur mengatakan bahwa Ia menciptkan manusia dari berbagai suku bangsa, ntah itu Jawa, Aceh, Gayo, Bugis, Arya, Mongolia, dan lain sebagainya. Ia tahu bahwa ini merupakan salah satu hak prerogatifnya, Ia punya kebebasan untuk hal yang satu ini, karena Ia adalah Sang Pencipta, dan semua selain Nya hanyalah karena dari kemurahannya.

Namun, sebelum Ia menciptakan manusia tersebut terlebih dahulu Ia menciptakan nurnya, cahayanya, kalau bisa dikatakan nur itu adalah sebuah main chip pada manusia. Namun demikian sebagai Tuhan maka dibalik keangkuhannya sudah barang tentu Ia harus memberikan dahulu kebebasan kepada makhluk ciptaanNya itu. Sehingga kelak manusia ciptaanNya itu tidak lagi mempersalahkan Nya karena merasa sudah dipaksa untuk menjadi salah satu suku bangsa yang sengaja Ia ciptakan tersebut.

Dalam Kitab Lauh Mahfudz (LM), ia sebenarnya telah menuliskan bahwa yang namanya Erwin Abdullah atau Win saja berasal dari suku Gayo, kemudian Darus berasal dari suku Aceh dan Slamet berasal dari suku Jawa. Namun sebelum ia menjadikan mereka itu manusia Ia ingin menanyakan kepada mereka masing-masing akan pilihan yang diberikannya.

Dari sejarah yang tertulis di kitab LM berdasarkan suku paling tua yang diciptkan maka mengatakan bahwa suku Jawa adalah sebuah suku yang merupakan paling tertua, kemudian dilanjutkan dengan suku Gayo dan terakhir suku Aceh.
Lantas Tuhan kemudian berpikir kepada siapa ia harus bertanya terlebih dahulu, dalam pemikiran normalnya harusnya Tuhan bertanya kepada yang lebih tua baru kepada yang paling muda tentunya. Tapi ia berubah pikiran rupanya ia ingin bertanya dulu kepada suku yang paling muda, yaitu suku Aceh.

Tuhan : “Darus, apa kamu mau lahir dari ibu yang bersuku Aceh, dan bapakmu juga dari Aceh ?

Aceh dalam perspektif Tuhan adalah sebagai masyakarat yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbaur menjadi satu, sehingga secara genetic mereka akan melahirkan generasi-generasi yang sangat luar biasa kelak.

Karena dalam pemikiran Tuhan ketika ia menciptakan Adam untuk kemudian beranak pinak sampai dengan adanya Slamet, Win dan Darus. Ketika hanya ada Adam dan Hawa yang merupakan manusia tersempurna yang pernah diciptakan Tuhan maka ia telah membagi kesempurnannya melalui anak cucunya Adam. Yang awalnya anaknya kawin dengan anaknya dan seterusnya mencari hubungan terjauh dari darah mereka dengan harapan akan melahirkan sebuah generasi yang semakin pintar dan cerdas. Ini juga yang terjadi di Aceh, sebuah generasi yang merupakan percampuran dari berbagai macam suku bangsa. Dan tipikal mereka adalah nelayan, pelaut sehingga tipikal mereka tipikal yang keras dan sukar untuk diatur.

Darus : “Apa saya bisa memilih Tuhan ?”

Tuhan : “Oh, tentu, tentu kau bisa, Aku adalah Maha Segalanya, tentu aku akan berikan kebebasan kepadamu untuk memilih”

Darus : “Bagi saya Tuhan saya bangga jadi Aceh, saya tidak suka menjadi Gayo terlebih lagi Jawa, ketidaksukaan saya kepada suku Gayo dan Jawa karena mental mereka itu mental Petani, sedangkan saya terbiasa hidup di lautan yang ganas dan saya membuthkan sebuah kebebasan untuk mengekpresikan diri saya”

Tuhan : “Win, ayo Win jelaskan apa kamu mau lahir dari suku Gayo ?”
Gayo merupakan sebuah suku yang dikenal dari berbagai macam suku bangsa juga, namun ia terlihat lebih santun dengan adat malunya yang amat besar, pada dasarnya Gayo mirip juga dengan Aceh hanya saja ada kekhasan dari Gayo dengan adat malunya dan sedikit sifa ekslusifismenya dan tipikal mereka adalah Petani.

Win : “Bagi saya Tuhan saya bangga jadi Gayo, saya malu kalau melanggar titah dari Tuhan”

Tuhan : “Kalau kau gimana Slamet”
Jawa, merupakan suku tertua, juga merupakan suku yang filosofinya adalah bertani, mirip dengan Gayo.

Slamet : Tuhan, saya ikut saja, apa yang Tuhan perintahkan maka itu akan jadi kewajiban saya”

Tuhan : “Jadi kalian semua tidak keberatan dengan apa yang sudah Saya tetapkan kelak, nah sekarang saya akan sedikit memberikan rahasia saya kepada kamu semua, apa yang akan terjadi kepada kamu semua”

Lanjut Tuhan : “Barus, daerah kamu nantinya akan selalu dilanda konflik yang berkepanjangan karena keturunan kamu itu keras-keras dan susah diatur oleh siapapun, kamu juga punya sifat sombong pada diri kamu, kamu akan selalu disanjung-sanjung untuk kemudian ternyata hanya menghancurkan kamu”

Tuhan berpaling ke Win : “Win, daerah kamu akan menjadi daerah yang diperebutkan, belahan-belahan dari suku kamu senang kali berpecah karena memang dasar kalian juga keras, tapi pertanianlah yang sedikit telah melunakkan hati kalian dan agama kalian.
Suku kamu selalu bersifat mendua karenanya, karena juga memang tidak bisa disatukan, itu juga karena malu kalian yang terlalu besar”

Kemudian ke Slamet : Slamet, suku kamu sangat banyak, lebih banyak dari kedua adikmu itu karena kamu yang tertua, semua sifat kebaikan dan keburukan telah ada pada kamu pada awalnya dan adik-adik kamu itu kemudian mengikutinya. Setiap kejahatan yang adik-adik kamu lakukan pasti sudah kamu lakukan terlebih dahulu, setiap kebaikan dari yang adik-adik kamu lakukan pasti sudah kamu lakukan dulu. Sehingga kamu akhirnya menggunakannya untuk membodoh-bodohi adik-adik kamu”

Semua terdiam mendengar Tuhan.

Tiba-tiba Darus berkata :” Tuhan saya mau jadi orang Jawa saja, saya mau jadi yang pertama kali melakukan semuanya”

Win : “Tidak Tuhan, saya tidak perlu itu semua, saya tetap jadi Gayo saja, selama saya merasa lebih aman dan tenang menjadi Gayo”

Slamet : “Semua saya serahkan kepada Tuhan, apapun perintah Tuhan maka saya akan mematuhinya”

Kemudian Tuhan berkata lagi, saya akan memberikan lagi sebuah rahasia kehidupan kalian kelak : “Darus kalau kamu tetap pada pilihan kamu, maka kamu akan menjadi pemimpin dari persatuan yang nanti terjadi diantara saudara-saudara kamu. Sedangkan kamu Win, kamu ke depan kamu akan terus mencari jatidiri kamu hingga daerah kamu lah yang kemudian akan menjadi ajang pertempuran selama beberapa waktu. Terakhir Slamet, kamu akan mulai goyah, kamu akan mengalami masanya kemunduran karena setiap yang aku ciptkan akan mengalami itu semua. Nah, jadi apa pilihan kalian sekarang ?”

Darus : “Saya mau jadi suku Aceh saja Tuhan, sudahlah itu saja pilihan saya”

Win : “Mmmmh, kalau boleh saya berubah jadi suku Jawa saja Tuhan, mungkin itu jadi lebih baik bagi saya”

Slamet : “Semua perintah daulat Paduku Tuhan selalu akan saya patuhi, karena saya percaya dengan kehendak Tuhan”
Tuhan hanya tersipu-sipu mendengar itu semua.

Baiklah ini rahasiaku terakhir : “Darus, Win dan Slamet, kalian semua akan jadi dikubur, dimakan cacing dan jadi tanah kembali, tidak ada satupun dari kalian langsung masuk syurga, semua dari kalian akan masuk ke dalam neraka terlebih dahulu, apa pilihan kalian ?

Semuanya terkaget-kaget mendengar perkataan Tuhan, kecuali suku Jawa.

Darus : “Tuhan, kalau gitu aku jadi suku Aceh saja, tapi sebelum Tuhan masukkan aku ke neraka maka jadikan dulu aku Penguasa bumi”

Win : “Tuhan, jangan seperti itu Tuhan, pilihkan aku menjadi suku lain saja yang tidak masuk api neraka, malu akau dengan semua saudara-saudaraku kelak, ampuni aku Tuhan”

Slamet : “Apapun yang Tuhan berikan kepada aku maka aku akan menerimanya, titah Engkau adalah jalan hidupku”

Akhirnya Tuhan terdiam kemudian ia memberikan sebuah keputusan yang cukup mengangetkan semuanya : “Darus kamu akan saya lahirkan dari suku Jawa, Win kamu akan aku lahirkan dari suku Aceh dan Slamet akan aku lahirkan dari suku Gayo”.

Semuanya bertanya : “Tuhan kenapa Engkau lakukan itu semua ?”
Tuhan menjawab : “Karena aku punya kuasa, kalian semua tidak akan pernah tahu lahir dari suku mana, aku hanya mengingatkan kepada kalian semua bahwa semuanya sama, dari suku manapun karena kalian tidak pernah tahu mau lahir dari selangkangan perempuan mana. Dan ingat itupun kalau Aku berkenan, karena itu kalian tidak berhak mencaci suku manapun dan merasa lebih baik dari suku manapun. Yang ada pada diri kalian adalah sama Jasad, Rohani dan Nafsu. Yang ada pada lingkungan kalian Cuma 2 kejahatan dan kebaikan. Yang selalu mengikuti kalian juga 2 golongan yaitu malaikat dan syetan. Dan yang akan menghancurkan kalian seperti iblis juga Cuma 1 yaitu kesombongan.”

Dalam cerita ini saya mencoba kepada teman-teman agar tidak lagi terhasut dengan Jawa, Aceh atau Gayo karena semuanya sama, hanya manusia dan lingkungan serta pengaruh lainnya lah yang telah merubah pemikiran mereka. Dan yang terpenting adalah jauhkan sifat sombong dan dendam, karena sampai kapanpun ini akan menjadi lingkaran setan yang hanya akan membuat kita menjadi tertinggal. Kalau pun ada yang bisa menyatukan kita adalah hati nurani kita sebagai seorang manusia.

Ketika saya termenung saya sadar bahwa saya tidak pernah tahu lahir dari suku manapun juga, saya sadar itu, yang ada saya hanya menangis dan menghadapi kehidupan yang keras ini, tanpa tahu akan jadi apa kelak, rasanya semua dari kita juga seperti itu.

Oleh sebab itu, ketika kita memilih sebuah pilihan, maka jadikan pilihan itu yang akan memberikan kemashalatan bagi orang banyak, bukan kemudian membuat orang hancur dalam pertikaian. Kalaupun harus bertikai jangan dengan sesama saudara seiman, bahkan ketika berperang pun kita tidak diperkenankan membunuh anak-anak dan perempuna juga rumah ibadah.

Kenapa saya ceritakan anekdot ini atau apapun namanya, karena siapapun yang terus mengobarkan semangat untuk konflik dengan mengatasnamakan Jawa adalah orang yang teramat picik dengan pemikiran yang teramat sempit dan hatinya penuh dengan kebencian yang akan membuat semua kita menuju kehancuran.

Saya benci GAM dulu, karena ia membawa rakyat Aceh dengan isu kemerdekaan dan perang ashobiyah atau penjajahan indon tanpa melihat bahwa lawannya adalah kaum muslimin juga. Saya tidak suka mengikut didong jalu Win Wan Nur karena saya kasihan dengan jiwanya itu, selalu menginginkan konflik, anda akan bisa melihat nanti dalam tulisan-tulisannya sekarang ini yang menunjukkan keasliannya. Didong dalam Gayo adalah bagaimana berpantun, ini adalah semangat melayu seperti yang ada di padang dan daerah melayu lainnya, bahkan mereka ada yang bersilat, tapi bukan untuk kemudian mencaci maki, karena Islam tidak mengajarkan itu, sudah sering saya katakan.

Siapapun yang kembali mengobarkan konflik di Aceh dengan berbagai macam cara seperti Aceh Merdeka dengan konsep Penajajah Jawa-Indon, Gayo Merdeka, Tengku VS Teuku Jilid ke 2, menjayakan Kesultanan Aceh kembali, semua itu menurut saya adalah sia-sia.
Kemerdekaan bagi saya adalah ketika orang Aceh telah berhasil memegang tampuk kekuasaan di berbagai instansi, HDI orang Aceh meningkat, kesejahteraan orang Aceh tinggi, kesatuan Islam terjalin dengan kuat sehingga tidak lagi diadudomba. Aceh yang kuat tidak terkungkung pada pikiran merdeka, Aceh yang kuat dengan SDM yang kuat, bukan lagi nasionalisme atau sukuisme yang dikedepankan akan tetapi sudah melangkah kepada humanisme, melangkah kepada tataran yang lebih tinggu lagi tataran ilahiah atau hati nurani.

Tidak ada komentar: