10 Februari 2009

Percakapan di Rumah Sakit Jiwa Antara Tentara dan GAM

Tentara : Hai GAM, asal kau tahu ya, pada dasarnya malas aku ke Aceh sana, lebih baik saya dikirim ke Tim-Tim, malas saya membunuh saudara saya di Aceh. Kenapa ya orang Aceh itu mau-mau saja ikut-ikutan GAM, bingung saya.

Oknum GAM : Kenapa ? Apa kau takut, hilangkan pikiran-pikiran aneh itu dari otakmu, kau ya musuh bagi kami, ini perang bung, kalau kau yang mati ya aku yang mati..

Tentara : Bukan begitu saudara, apa kamu tidak pernah berpikir ketika kamu teriak Allahu Akbar maka aku juga seperti itu. Ini yang selalu jadi pertanyaanku, apakah kita nanti mati syahid atau mati sia-sia ya ?

Oknum GAM : Peduli apa kau pikirkan itu, kita ini prajurit, tugas kita ya perang, kau yang ku tembak atau aku yang menembak kau. Mudah kan. Urusan siapa masuk syurga ya kita serahkan saja kepada pimpinan kita. Bagi GAM, Hasan Tiro bertanggungjawab kepada setiap korban dari anggota GAM..

Tentara : Ha ha ha, sejak kapan orang bisa menanggung dosa orang, emangnya dia itu siapa ? Nabi saja bukan, dia itu hanya manusia biasa kan. Kalau tidak salah kawin sama Yahudi lagi… Heran aku, kenapa ya kalian itu menkultuskan dia? Heran, heran….

Oknum GAM : Jangan sembarangan kau kucincang nanti kau, dia itu orang suci, keringatnya itu kalau kita ambil bisa jadi obat, ludahnya itu bisa jadi emas kalau dioleskan di besi, suaranya itu bisa membuat orang tenang atau membakar semangat orang banyak…

Tentara : Ha ha, kalian anggap kami feudal, tapi kalian lebih dari kami ya feodalnya… ha ha ha…. Kalian begitu menghormati tuan kalian Hasan Tiro tapi malah kalian tidak lebih dari babu nya Hasan Tiro… Kalah ya agama kalian. Asal kau tahu ya dulu kami masuk ke Aceh takut karena Islam kalian, tapi memang semenjak Hasan Tiro kalian itu jadi ketinggalan… he he

Oknum GAM : Wah, jangan seperti itu ya, kalian anggap kami apa ? Hasan Tiro itu manusia suci, anaknya juga suci, mudah-mudahan dia calon pengganti Bapaknya, seperti sultan-sultan di Aceh dulu..

Tentara : Ha ha… sekarang kalian masih pakai system sultan, betul-betul feudal, sangat feudal… Menurut aku kalian itu berubah jauh sekali, kalian telah menghilangkan kebanggaan menjadi orang Aceh…ha ha

Oknum GAM : Kurang ajar kau ya. Dengar ya, orang Aceh itu tidak pernah takut dengan namanya perang, orang Aceh itu pemberani, ah sudahlah tak ngerti kau, kau cuma bisa enggih…enggih… enggih…ha ha

Tentara : Ya ya, tetap saja kalian tidak menang perang kan, sudahlah insyaflah kalian, sudah dihukum Tuhan dengan tsunami, kalau pun perang lagi kalian hanya akan jadi makanan kami, bukan saja orang Jawa tapi NKRI, sadar bung…sadar…

Oknum GAM : Memang apa strategi kalian melawan perang gerilya, coba saya tanyakan kepada kamu…

Tentara : Kami, strategi ? Bung, sekarang itu anda terjepit, sangat terjepit, mikir lah… Selama kalian bawa nasionalisme Aceh kalian akan hancur, karena ya memang itu inti Aceh semangat Islamnya yang kuat, kenapa sih ga sadar-sadar. Kalian itu sudah 30 tahun berjuang dapat apa ? MoU Helsinky ? ha ha ha

Oknum GAM : Jangan salah kau, ini strategi kami untuk mendapatkan senjata kembali, menggalang persatuan, atau mempersiapkan diri untuk hal yang paling buruk sekalipun…he he

Tentara : Lantas apa kami tidak memprediksikannya, lantas apa kami bodoh, ah kau kira semua orang itu bodoh ya. Kalian itu terlalu sombong sehingga tidak sadar kalau diri kalian itu sebenarnya tinggal tunggu hancur aja…

Oknum GAM : Yang penting masih ada semangat di hati kami, masih ada Hasan Tiro di hati kami…

Tentara : Sudahlah, sebenarnya sudah cape saya perang dengan anda. Tapi kalau kau mau lagi ya ayolah semua juga mau, tapi kali ini kau harus berhati-hati sekali. Karena kali ini semua sudah terbukan, lawan dan kawan sudah jelas sekarang, ingat itu.

Oknum GAM : Loh,dari dulu juga sudah jelas kan…he he

Tentara : Apanya yang jelas, kalian membunuh orang Aceh, kami juga membunuh orang Aceh, apa itu yang kau anggap jelas… Jadi curiga saya apa sih sebenarnya kemauan kalian..

Oknum GAM : Kemerdekaan.

Tentara : Ha ha ha, memang kalian ini seperti iblis ya, sombong kalian ini luar biasa, padahal kata orang-orang agama kalian kuat, tapi rasanya tidak mungkin, menurut saya agama kalian ini cetek, amat cetek. Jangan-jangan kalian tidak pandai membaca qur’an..

Oknum GAM : Kurang ajar kau ya. Mana sempat kami baca Qur’an, kami harus masuk keluar hutan, Tuhan juga akan mengerti kok, hati kami ini Cuma penuh dendam, otak kami sudah dicuci…

Tentara : Ya terserah kaulah, memang kalian ini cuma suka perang, kalian ini tidak memperdulikan nasib rakyat Aceh, yang penting kemauan kalian harus dituruti..

Oknum GAM : Hai kau harus tahu orang Aceh, lebih baik putih mata daripada putih tulang…..

Tentara : Sudahlah, apasih kebanggaan kau jadi orang Aceh, ngga ada, kau hanya buat sejarah bahwa kalau orang Aceh itu pemberontak, menghalalkan darah sesama musli, lebih cinta perang daripada perdamaian. Apa yang kau banggakan ?

Oknum GAM : Patritisme Kemerdekaan.

Tentara : Halah, itu itu saja. Kau tau kenapa kemerdekaan mu itu tidak berhasil. Karena tidak semua rakyat Aceh setuju, asal kau tahu itu. Sudahlah sudah cape aku… Sedang apa kau ?

Oknum GAM : Kemerdekaan…kemerdek aan…kemerdekaan. .

Tentara : Ya, aku sudah mengerti, masuk kau ketahanan

Oknum GAM : Kemerdekaan…kemerdek aan…kemerdekaan…

Tentara : Ah, kumat lagi kau

Pembaca yang budiman rupanya tentara dan oknum GAM itu merupakan 2 orang pesakitan di rumah sakit jiwa. Sakitnya tentara itu karena ia trauma perang di Aceh, ia merasa tertekan karena harus membunuh sesama Muslim, ia akhirnya menjadi gila karenanya. Sedangkan oknum GAM itu merasa gila dengan kemerdekaan, ia tidak pernah peduli yang penting bisa merdeka.

Kasihan ya, konflik Aceh ini membuat semakin banyak orang Gila, Gila dengan semuanya, kalau orang bijak dulu katakan yang waras ngalah….he he

Tidak ada komentar: