Baru-batu ini kita dikagetkan dengan berita yang menyebutkan bahwa ternyata Adam Malik mendapat bantuan sekitar 50 juta tahun tersebut untuk menghancurkan PKI di Indonesia, sekaligus mengindikasikan ia adalah agen dari CIA. Sudah barang tentu ini tidak diterima oleh keluarganya, bagi mereka menjadi agen asing adalah sebuah kotoran yang dilemparkan pada wajah keluarga tersebut.
Bila kita melihat GAM sejak awal berdirinya hingga saat ini, kemudian diintegrasikan dengan ketokohan dari Hasan Tiro maka sepertinya bisa saja hal ini terjadi. Ada baiknya setelah ini dengan terpilihnya Presdien Baru USA maka semuanya akan terbuka, akan terbuka wajah dari topeng Hasan Tiro dan pendukungnya.
Pertama. ketika GAM berdiri pada waktu itu Hasan Tiro menjadi Dubes RI untuk USA, sehingga sedikit banyak ia berinteraksi dengan orang-orang USA. Pada waktu itu NKRI dan Aceh dalam keadaan kurang baik karena adanya pemeberontakkan Daud Beureuh, yang pada akhirnya dapat diselesaikan dengan Ukhuwah Islamiyah.
Kedua, proyek untuk Aroen ternyata dimenangkan oleh pihak USA, pada saat itulah Hasan Tiro melakukan pemberontakkan mengatasnamakan ketidakadilan yang terjadi di Aceh, mempertanyakan kenapa tidak ada rakyat Aceh yang menjadi pekerja disana.
Ketiga, selama masa konflik daerah Arun dan sekitarnya relatif aman, sumber daya alam disedot terus oleh USA hingga kini sudah habis, ada suatu keanehan disini, seharusnya jika memang GAM ingin ketidakadilan itu tidak berlanjut ia memfokuskan kepada daerah Arun tersebut sehingga tidak berjalan lagi proyek disana, tapi ternyata semuanya masih aman-aman saja.
Keempat, adanya indikasi bahwa Aceh ini dijadikan proyek oleh oknum TNI, banyak perdagangan senjata yang dilakukan antara TNI dengan GAM pada era Soeharto.
Kelima, sosok Hasan Tiro jelas amat diragukan, terlebih lagi ia telah menikahi yahudi, terlebih lagi ia seringkali disebut sebagai orang yang berbisnis senjata.
Keenam, Hasan Tiro selalu menggunakan Uni Eropa dan USA sebagai pengawasnya, berbeda dengan Daud Beureuh yang lebih mengutamakan kepentingan dari berbagai golongan rakyat Aceh untuk berdamai dengan NKRI tanpa ada campur tangan pihak asing.
Bila dilihat dari keenam faktor ini rasanyadominasi Yahudi dan USA pada permasalahan Aceh adalah menjadi sangat besar, atau dapat dikatakan Aceh adalah proyek USA dan Soeharto dengan Hasan Tiro untuk membuat instabilitas di Aceh hingga pengurasan SDA Arun dapat selesai dengan baik, dan saling berbagi.
Sekarang ini sepertinya juga seperti itu Hasan Tiro, dkk ingin menjual negeri ini kepada USA dan UE melalui MoU Helsinky. Tapi sepertinya kali ini Pemerintah NKRI tidak memberikan kesepakatan, malah ada kemungkinan dengan lemahnya USA dan UE dengan urusan dalam negeri masing-masing maka yang akan terjadi GAM akan ditinggal atau akan dihabisi oleh NKRI bila mereka melakukan kesalahan-kesalahan .
Ada yang menarik bagi rakyat ALA dan ABBAS, saat ini kita perlu menunjukkan sebuah keseriusan untuk hal ini, karena sepertinya giliran daerah ini yang akan dihabisi SDAnya oleh orang-orang tersebut, mereka hendak menjual tambang-tambang yang ada pada daerah tersebut, ini semua perlu dipikirkan.
Sebagai awal diskusi ini, silahkan anda membaca tulisan sayat tentang indikasi GAM disusupi oleh CIA/Zionis.
Kepada orang Gayo seluruhnya, berhati-hatilah dengan ajakan Gayo Merdeka, karena ternyata semakin ada indikasi yang jelas beberapa orang/oknum ingin menjadikan daerah Gayo sebagai tempat konflik baru, seperti halnya yang mereka telah lakukan dengan menggunakan GAM.
Dengan GAM mereka berhasil menghabiskan para Tengku sekaligus dengan aman menggerus SDA Aceh di Arun.
Kemudian dengan Gayo Merdeka mereka berniat kembali membuat dataran tinggi Gayo tidak aman, sekaligus menggerus SDA di Gayo, jadi berhati-hatilah kepada orang Gayo. Rasanya ALA dan ABBAS memang menjadi satu-satunya jalan untuk mempertahankan tanoh Gayo dari penjualan kepada Kuffar CIA dan Uni Eropa.
GAYO MERDEKA AKAN MENJADIKAN GAYO seperti ACEH, tidakkah kalian kasihan dengan anak cucu kita wahai orang Gayo, memang kurang ajar Ateh itu, kalaupun kita berperang bukan dengan Jawa tapi Gerakan Ateh Merdeka.
Selamat merenung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar