16 November 2008

klan Politik PKS ? Apa yang dibanggakan dari Partai Aceh ? (Dialog dengan Vande Charba I)

Tanggapan Kosasih Bakar:
Tanggapan 2:
Hal yang terbaik dalam memperjuangkan Partai GAM adalah dengan mengedepankan kebersamaan, bayangkan bila seperti ini polanya setiap anggota Partai GAM, masih berpola intimidasi, jelas ini semakin menurunkan suara Partai ini.

Ini yang seringkali saya katakan kepada para petinggi GAM, berikan pendidikan dan kecakapan hidup kepada anggota anda, jangan nanti mereka hanya pandai dalam mengintimidasi, mencacimaki, mengancam atau agar mereka tidak lagi meminta pajak nanggroe. Karena bila ini yang dilakukan maka Aceh akan bergolak lagi, dan GAM akan semakin ditinggal, nama mereka nantinya seperti apa yang sering dikatakan oleh petinggi GAM bila ada kejahatan yang dilakukan anggotanya dengan sebutan PERAMPOK, PEMBUNUH, dsb.

Ketika orang membandingkan Hasan Tiro dengan Hidayat Nur Wahid akan terlihat sekali bedanya. Seseorang dengan yang sederhana dibandingkan dengan orang yang dikatakan Tokoh Aceh yang melakukan pemberontakkan karena kalah tender di Arun, padahal ia disekolahkan ke LN oleh Soekarno karena beliau sebagai anak Tengku, bahkan menjadi Dubes RI untuk Amerika Serikat, kemudian berontak dan hidup di Swedia dengan segala kemewahannya. Kembali kita pertanyakan apakah Hasan Tiro memberontak karena rakyat Aceh atau kalah tender ? Adalah hal yang menyedihkan bahwa ternyata tumpahnya darah rakyat Aceh hanya karena Hasan Tiro kalah tender.

Kemudian dibandingkan Hidayat Nur Wahid yang melepaskan mobil dinasnya yang mewah hanya untuk menjadi contoh, pesta perkawinannya diperiksa KPK, padahal ini adalah masalah pribadi. Dan masih banyak lagi cerita kesederhanaannya.

Inilah yang perlu diwaspadai rakyat Aceh, seperti halnya orang-orang ini mengatakan bahwa memperjuangkan kemerdekaan adalah berjihad, mengorbankan darah sesama muslim boleh, bayangkan apa yang akan terjadi jika pemikiran ini disahkan maka yang terjadi adalah ketidakdamaian. Inikah yang diinginkan rakyat Aceh.

Ada baiknya rakyat Aceh sekarang mulai berpikir yang terbaik untuk memilih Partai Aceh atau PKS atau Partai lainnya, saya yakin rakyat Aceh sudah pintar.

Saran saya:
Kalau mereka memberikan uang atau materi terima saja, seperti NGO telah memberikan uang tapi anda tidak pernah menjual iman anda, begitu juga dengan memilih Partai untuk memilihnya serahkan kepada hati nurani anda.


Tanggapan 1:
Partai Keadilan Sejahtera, sebuah Partai Nasional yang sudah teruji orang-orangnya, mereka selalu dikatakan sebagai Partai Bersih bahkan mengatakan sebagai Partainya Anak Muda, Partai Perubahan.

Saya bukan loyalitas PKS, tapi saya mencoba untuk dapat mengerti apa yang dituju dari PKS, dan ini sebenarnya merupakan ancaman terhadap Parnas lainnya.

Image yang akan dibangun sebenarnya adalah ingin mengatakan bahwa PKS itu adalah milik semua golongan dan Partai yang menghargai Pahlawannya, karena selama ini image yang sedang dikembangkan oleh para pesaing PKS adalah bahwa PKS adalah Parta Eksklusifismenya tinggi.

Tebakan saya Partai ini akan memperoleh suara yang signifikan dengan menggunakan iklan ini, ini juga dapat digunakan oleh PKS sebagai titik point untuk melakukan kampanye setiap anggotanya ke bawah atau kontituennya.

Beda halnya dengan Partai Aceh atau Partai GAM, kemungkinan besar suara mereka akan sedikit, karena mereka sejak awal sudah mencoba menjadi Partai Eksklusif, sebagai:

1. Partai hanya Untuk orang Aceh (utamanya simpatisan GAM)
2. Partai yang memperjuangkan perdamaian di Aceh (merasa paling berjasa dengan MoU Helsinky)
3. Partai yang akan membawa rakyat Aceh dalam kesejahteraan

Bila dilihat dari jurkam-jurkam mereka maka jelas suara Partai ini akan semakin menyusut, Parnas atau Parlok lainnya dapat melihat dari percobaan Partai Aceh dengan kunjungan Hasan Tiro ke NAD. Semakin terlihat bahwa dukungan mereka sangat kecil di Aceh bagian Barat dan Selatan serta Dataran tinggi Aceh. Ini point penting bagi Partai lain untuk dapat membacanya.

Metode Partai Aceh untuk mengambil simpati masyarakat seperti hanya zaman Orde Baru dengan cara memberikan bantuan baik berupa uang atau apapun itu, namun sekali lagi mereka eksklusif, ini berdampak semakin rendahnya animo masyarakat terhadap Partai ini, terlebih lagi di daerah perkotaan yang notabene masyarakatnya semakin pintar.

Saya sarankan bagi Parnas yang lain atau lokal untuk lebih membawa nilai-nilai keagamaan bagi rakyat Aceh, ini terbukti walaupun tsunami menerjang dan bantuan dari NGO-NGO yang luar biasa banyaknya tidak memberikan dampak yang hebat terhadap keyakinan rakyat Aceh, sekali lagi jangan terlampau terpaku dengan materi. Salah satu rahasia eksisnya perjuangan GAM dahulu adalah karena mengajak Tengku untuk berjuang.

Isu kenerdekaan yang diusung oleh Partai Aceh semakin lama semakin pudar, karena sekarang masyarakat sudah mulai melihat siapa yang diuntungkan dari MoU Helsinky, tentunya para pimpinan GAM dan lingkarannya melalui KPA. Atau paling tidak dapat dikatakan ketokohan Partai Aceh akan semakin luntur, salah satunya oleh Partai GERINDRA di Pesisir Aceh.

Saran saya lagi untuk Parnas atau Parlok lainnya agar mewaspadai praktik intimidasi yang kembali dilakukan GAM untuk mendukung mereka, khususnya di daerah pedesaan. Jadi perkuat basis disini, gandeng TNI untuk menjaga keamanan.

Selain itu hal yang perlu diwaspadai lagi adalah penyusupan masuk ke Parnas atau Parlok lainnya yang dilakukan oleh anggota GAM untuk menjeblokkan suara Partai yang disusupinya. Jadi khusus untuk yang satu ini agar Parnas atau Parlok lainnya melakukan tindakkan tegas, atau mengatasnamakan keburukkan Partai Aceh sebagai tindakan balikkan yang akan membuat seperti senjata makan tuan.

Beberapa point ini seperti mencairnya gunung salju, semakin lama akan semakin besar bundarannya.

Terakhir, ketika anda mengatakan perubahan pada PKS, apa yang dibanggakan dari Partai Aceh, selain Partai yang isinya adalah orang-orang yang membawa Aceh dalam perang dengan saudaranya seiman selama sekian puluh tahun, namun ketika damai ternyata lebih menguntungkan golongannya saja bukan rakyat Aceh.


Ulasan Vande Charba:


Salah satu cara untuk menemukan isi pikiran dan ideologi perjuangan partai politik tertentu, dengan melihat tokoh-tokoh idola yang dijadikan simbol dan inspirasi mereka. Sekarang lihat lah PKS, apa hakikat PKS, lihatlah tokoh-tokoh pahlawan yang diangkat oleh PKS dalam iklan mereka pada 10 nov lalu, salah satu pahlawan PKS adalah Soeharto, penjahat kemanusiaan dan pembantai ribuan rakyat Aceh. Bagaimana anda-anda kader PKS di aceh setelah mengathui hakikat PKS, bukan kah kini waktunya berpikir ulang untuk tetap bertahan atau cabut ?



Iklan Politik PKS

Saturday, 15 November 2008



Iklan politik partai Keadilan Sejahtera pada peringatan Hari Pahlawan menuai kontroversi. Tokoh-tokoh bangsa, seperti Soekarno, M. Natsir, KH Hasyim Ashari, KH Ahmad Dahlan, hingga Soeharto dijadikan ikon PKS dalam iklan yang marak di media 10 November lalu. Bahkan hingga kini kontroversi tersebut masih terus berlanjut.

Sekretaris Jenderal PKS, M Anis Matta di Jakarta menjelaskan maksud Iklan pahlawan Partai Keadilan Sejahtera menampilkan gambar tokoh-tokoh nasional. Menurut Anis, iklan PKS sebenarnya menyerukan rekonsiliasi. Anis berdalih bahwa delapan tokoh yang ada dalam iklan PKS, sebagai simbol kekuatan golongan-golongan di Indonesia . Ditegaskannya, bila suatu saat PKS ditakdirkan memimpin negeri ini, PKS akan merangkul seluruh kekuatan besar tersebut.



Di mata Sekjen PKS ini, PKS sebagai generasi baru Indonesia , yang menyadari posisinya sebagai bagian dari mata rantai sejarah bangsa. Dikatakannya, "Kita harus bisa menyikapi masa lalu kita secara adil, arif dan proporsional. Kita kalau mau membangun bangsa ini, harus berhenti mengadili masa lalu. Namun tetap menjadikannya sebagai inspirasi bagi masa depan kita."



Menurut Anis, bangsa ini harus bisa melampaui luka-luka masa lalu, dengan menghilangkan dendam. Bangsa ini, lanjutnya, harus belajar berdamai sebagai sesama anak bangsa dan bersatu kembali merebut masa depan bersama.



Senada dengan Anis, Wakil Sekjen PKS Fachri Hamzah berdalih bahwa pemajangan para tokoh itu sebagai cara PKS berdemokrasi. Menurut Fachri, tak sepantasnya para tokoh itu dilisensi dan diklaim sebagai milik kelompok. Ditegakannya, tokoh bangsa, merupakan milik publik.



Beragam reaksi muncul dari berbagai kalangan. Pemuda Muhammadiyah sempat menyatakan keberatan digunakannya tokoh besar Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dalam iklan politik PKS. Demikian pula kalangan muda NU, mereka heran PKS memajang pendiri NU KH Hasyim Ashari sebagai jualan politiknya. Platform ideologi para tokoh tersebut dinilai tidak sejalan dengan ideologi PKS.



Ketua Bappilu Partai Matahari Bangsa (PMB) Yusuf Warsyim mengatakan, ada etika yang harus ditempuh PKS. Kiai Haji Ahmad Dahlan memang tidak ada patennya milik Muhammadiyah. Tapi semua ada etikanya. Seharusnya, tokoh-tokoh yang dijadikan ikon kampanye, sesuai dengan landasan ideologi partai. Yusuf pun menilai dalih rekonsiliasi yang dijadikan alasan PKS, sebagai tidak relevan.



Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional, Amien Rais menyayangkan iklan PKS tersebut.

Amien memandang lebih baik partai politik menggunakan tokoh yang dikenal oleh masyarakat saat ini. Ditegaskannya, "Biarlah para tokoh lama berisitirahat dengan tenang, jangan diganggu dan diusik lagi."



Amien melanjutkan, semua pengurus parpol diharapkan agar dapat menunjukkan jati diri sebagai tokoh baru yang dapat diandalkan dalam membangun Indonesia. Dituturkannya, seharusnya mereka lebih percaya diri untuk mengiklankan diri sendiri, tunjukkan dada sebagai calon pemimpin masa depan.

Amien mengharapkan tokoh-tokoh muda lebih kreatif dalam menyikapi masalah yang dihadapi Bangsa Indonesia akhir-akhir ini.



Berbeda dengan sikap kalangan muda Muhammdiyah dan NU, Kader PDIP Budiman Sudjatmiko tak merasa bermasalah dengan pemunculan Soekarno dalam iklan PKS. Bagi Budiman, Siapapun, berhak menggunakan gambar seorang tokoh bangsa. Ketika seseorang telah menjadi pahlawan dan tokoh bangsa, maka ia menjadi milik bangsa.



Hal yang paling mengundang pro kontra dalam iklan politik PKS adalah penyebutan mantan Presiden Soeharto sebagai guru bangsa.

Budiman Sudjatmiko, keberatan Soeharto dijadikan sebagai guru bangsa dalam iklan PKS. Menurut Budiman, guru bangsa jauh memiliki makna, dan perilakunya harus menjadi inspirasi moral bagi setiap anak bangsa.



Budiman mengingatkan agar tidak melupakan korupsi Suharto dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan pada masa kekuasaannya.

Sementara itu, pakar sosiologi politik, Yudi Latif menilai pemuatan mantan Presiden Soeharto dalam iklan politik (PKS) sebagia aksi pragmatis.

Yudi menengarai, citra Soeharto yang korup dan pelanggar HAM hanya dipahami sejumlah elit. Masih banyak masyarakat yang lebih mengidolakan mantan penguasa orde baru itu. Hal itulah, lanjut Yudi, yang dimanfaatkan PKS.



Yudi latif menduga tujuan PKS tersebut untuk mengumpulkan sumberdaya politik atau sumberdaya finansial pendukung Soeharto. PKS mencoba memperlebar basis dukungan, karena menyadari basis Islam saja tak cukup untuk mendukung partainya dalam pemilu legislatif mendatang.

Namun, Yudi memprediksi strategi perluasan PKS ini tidak akan berhasil. Sebab para tokoh tersebut sudah memiliki parpol yang bergantung pada jaringan seputar mereka (PH/dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: