21 November 2008

Propaganda GAM Sejati Dengan Agama (Dialog Dengan Muhammad Al Qubra)

Ulasan Muhammad Al Qubra:

"Rabbisyrahli sadri wayasirli amri wahlul uqdatam minlisani yafqahu qauli"

Andaikata kutau persis bahwa tanggapan balikku ini hanya dibaca oleh Kosasih Bakar, sungguh tak perlu kutanggapi. Tapi sebagai pendakwah yang berislah, insya Allah tulisan ini bermanfaat buat orang lainnya. Berdakwah versi Islah (muslihun) relatif beresiko dunia, kecuali pendakwah berkhidmad(fasad fil ardh atau mufsidun)


Kecuali peneliti dalam system yang redha Allah, yang lainnya taklebih daripada "pakturut" yang merupakan bagian dari orang yang bersekongkol dalam meninabobokkan rakyat jelata. Orang seperti itu mendapat "sedekah" dari penguasa dhalim.. Bagi orang semacam anda kosasih, masih butuh wawasan seperti itu. Yang anda belum faham bahwa peneliti itu kosong dari ideology. para peneliti sama dengan ilmuan. Mereka itu netral tidak memiliki ide untuk menyatakan benar - atau salah buat objek yang diteliti. Mereka bekerja untuk mendapat pujian orang ramai bukan untuk mencari keredhaan Allah. Paling banter peneliti itu mengatakan bahwa berdasarkan penelitian tentang kehidupan orang kamung bahwa rata-rata mereka morat - marit hidunya. Ketika kita tanyakan apa penyebab morat - marit itu, mereka cenderung diam kalau penyebabnya penguasa dhalim. Lazimnya mereka malah menyembunyikan penyebab yang sebenarnya dengan "mengkambinghitamka n" penyebab klasik disebabkan mereka tidak rajin bekerja", demikian kira-kira jawaban mereka.

Dalam pemahaman GAM, anda masih keliru. GAM sebagai singkatan dari Gerakan Acheh Merdeka terdiri dari siapa saja orang Acheh yang berkeyakinan bahwa manusia harus berdaya upaya untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan yang menimpa kuduk-kuduk mereka (Q.S.
7 .157). Berdasarkan pemahaman yang demikian, saya termasuk GAM lah. Ketika anda menyaksikan ada anggota GAM yang tidak mamppu melihat materi, anda tidak boleh menyalahkan GAM secara intuisi. Lagipun kesalahan tersebut lebih disebabkan penipuan yang diciptakan oleh pihak Indonesia itu sendiri dengan menghamburkan uang buat pancingannya sebagaimana kerjanya Belanda dulu.
Penyebab utama kekejian pastinya Indonesia yang tidak adil dan menindas bukan saja terhadap orang Acheh tapi rakyatnya sendiri di Jawa yang berani memprotes kebiadabannya. GAM juga atas nama TNA semula tidak memerangi tni dan polri. Kami hanya menyatakan bahwa kami berdaulat diatas tanah pusaka kami sendiri. Tni dan polri tidak menyerahkan persoalan ini kepada pihak hakim Dunia. Justru itulah terjadinya perang. Kalau anda mengira pemberotakan itu menyengsarakan rakyat Acheh, terindikasi bahwa anda tidak memahami sucinya perjuangan membela kaum dhuafa dan anda juga tidak memahami bahwa setiap perjuangan pasti adanya pengorbanan. Tidakkah anda pahami betapa banyak korban perjuangan Rasulullah dulu dalam membela kaum dhuafa. Apakah anda mengira pengorbanan itu sia-sia? Persoalannya dimana dimana saja muncul pemimpin kaum dhuafa disitu adanya perjuangan dan ketika itulah "pintu Syahid" terbuka. Tanpa perjuangan tidak akan ada istilah syahid. Persoalan ALA dan ABBAS meruakan sandiwara yang dimainkan pihak Indonesia dengan memanfaatkan "orang -orang bodoh" sebagai peluru yang tidak berbunyi. Puja keusuma di Takengon merupakan buktinyata kelicikan kerja pihak kolonialis. Hal tersebut sudah begitu jelas diungkapkan saudara Winwannur dari Acheh Tengah. Kalau anda belum membacanya, silakan telusuri tulkisan tersebut.
Sudah 60 tahun Acheh dibawah penjajahan Indonesia, apa keuntungannya bagi orang Acheh? Ini membuktikan bahwa benar takdapat dipersatukan. Bagaimana mungkin penjajah dipersatukan dengan korbannya? Sekarang saksikanlah dengan penglihatan yang jujur setelah berdamai dengan pihak yang hipokrit, adakah pihak Indonesia berlaku jujur atau menjalankan kelicikannya sebagai watak asli mereka yang munafiq. Anda kira sekarang Acheh dalam keadaan aman? Aman bagi siapa? Pahamkah anda dengan istilah "aman" dipasung? Kami orang Acheh yang tidak ingin dijajah, lebih baik memilih hidup liar daripada hidup dalam istilah aman dipasung, kecuali orang bodohlah yang tidak memahami istilah aman dipasung.
Ketika anda berbicara perkawinan silang, nampak sekali akal bulus penjajah menyatu dengan pribadi anda. Justru itu sebetulnya anda sudah buta mata hati, anugerah Allah. Anda tak obahnya orang kesurupan, dimana jiwa anda telah didominasi makhluk non manusia. Pahamkah anda? Betapapun GAM itu lebih baik dari orang-orang macam anda. Andaikata pihak Indonesia jujur dalam menyikapi MoU Helsinki, kan tidak terjadi perpecahan di kalangan Pejuang Acheh - Sumatra. Jadi perpecahan antar pejuang dan antar daerah adalah sepakterjang kaum kolonialis untuk menghancurkan perjuangan dengan menjalankan politik "devide et empere" pusaka dari guru kalian si Belanda putih.
Ada hal yang sebaiknya tidak saya tanggapi. Sebab pikiran anda sudah mencapai klimaknya dalam kesurupan. Tsunami itu adalah hukuman Allah untuk menghancurkan tni dan polri yang berjaga-jaga di pantai serta orang-orang apapun yang bersenang-senang di gedung-gedung mewah tanpa mau peduli terhadap perjuangan membela kaum dhuafa. Andaikata bala tersebut untuk TNA, pastinya gunung yang diledakkan Allah, bukan laut.. Pahamkah anda?
Alinia anda selanjutnya juga terindikasi anda buta pemahaman agama yang haq. Bagaimana saya berbicara agama dengan orang yang dungu macam anda. Pemberontakan terhadap system Taghut yang dhalim dan hipokrit merupakan proses "Esensi Manusia". Nabi Ibrahim adalah pemberontak terhadap system Namrud, Musa pemberontak terhadap system Firaun, Muhammad pemberontak terhadap system Abu Sofyan bin Harb, Imam Khomaini pemberontak terhadap tatanan Syah Redha Palevi dan Hasan Tiro pemberontak terhadap system taghutnya Indonesia yang dhalim dan munafiq. Kehidupan di dunia menghadapkan manusia pada dua jalan. Jalan yang mendaki lagi sukar dan jalan yang mulus lagi menyenangkan (QS, 90:10). Jalan yang mendaki lagi sukar adalah jalan untuk membebaskan kaum dhuafa dari belenggu penindasan dan penjajahan, yang menimpa kuduk-kuduk mereka, membebaskan manusia dari sistem perbudakan baik perbudakan ortodok mahupun perbudakan modern (QS, 7:157 & QS, 90:12-18). Untuk menempuh jalan ini tidak boleh tidak dituntut untuk mendirikan sistem Allah. Untuk mendirikan sistem Allah membutuhkan kemantapan power dan Ideology sebab pasti akan berhadapan dengan kekuatan system Thaghut, jelasnya pasti akan berhadapan dengan medan tempur. Justru itulah para Rasul dilengkapi dengan Ideologi, Mizan dan Power (QS Al-Hadid :25).
Rakyat di jawa saja gak bisa makmur disebabkan Indonesia sudah menjadi negara koruptor, bagaimana mungkin mau memakmurkan Acheh sebagai jajahannya? Apakah anda sedang mimpi? Anak cucu anda itu puja Keusuma, bukan? Itu orang macam benalu setelah mengisap makanan dipohon orang, membunuh pohonnya lagi. .Enyahlah kalian dari bumi Acheh, kalau demikian nafsu jahat kalian. Dimata basyar macam kalian jelas kalian kira perang bodoh sebab tempat kalian berpijak adalah puncasilap (baca Pancasila) Berdasarkan pikiran yang demikian dungu untuk menanggapi tulisan saya, dapat dipastikan bahwa kitab pedoman hidup kalian Pancasila, nabi kalian Gusdur dan tuhan kalian adalah Soekarno, Suharto, Gusdur (doble fungsi bagi kalian), Megawati dan sekarang Yudhoyono. (Itulah yang kalian maksudkan ketuhannan dalam puncasilap, bukan? Fahamkah kalian makna daripada menuhankann manusia?
Tuhan yang sesungguhnya adalah Allah swt.
Pemilik Dunia menyatakan dengan jelas apa tujuan hidup di Dunia ini: "Wamaa khalaqtul Jinna wal Insa illaa liya`buduuni" (Q.S. 51:56). Yang artinya: Tidaklah Kujadikan Jin dan Manusia kecuali untuk tunduk patuh kepada Ku. Sementara orang-orang pujakusuma tidak tunduk patuh kepada Allah dalam hidup ini tapi mereka tunduk patuh kepada penguasa dhalim.yang telah saya sebutkan diatas. Justru itu apapun ibadah ritual yang kalian lakukan semuanya sirna, tak ada nilai disisi Allah. Nilainya kalian peroleh disisi penguasa hipokrit tadi. Kuntoro sebagai sampelnya, bagaimana dia meraih hak para korban tsunami atas perintah "tuhannya", Yudhoyono. Jadi kalau menurut Pancasila alias puncasila, uud 45 made in belanda, KUHP (kasih uang habis perkara), kalian nanti akan masuk surga sedangkan orang acheh yang syahid masuk neraka. Sebaliknya menurut Al Qur-an semua orang Syahid itu masuk Syurga kelak tanpa hisab sedangkan orang-orang yang bersatupadu dalam system taghut dhalim dan munafiq macam Indonesia semuanya masuk neraka, kecuali orang-orang yang terpaksa bertaqiy yah. Mampukah kalian menangkap penjelasan ini?
Hasan Tiro pulang ke Acheh atas pengertian politik made in Indonesia. Artinya melakukan penipuan terhadap Indonesia. Kenapa bisa menipu? Bolehkah orang beriman menipu? Menipu itu tak boleh tapi menipu demi mencari redha Allah pasti dibenarkanNya. Ketika seseorang menanyakan kepada Rasulullah orang yang hendak dibunuh tanpa dibenarkan Allah dan Rasulnya. Rasulullah menjawab bahwa selama beliau disana tidak ada orang yang lewat. Memang Rasulullah berindah tempat satu langkah saat itu, tapi menggeser satu langkah adalah untuk menipu orang tersebut bukan? Kenapa Rasulullah tidak mengatakan yang sebenarnya? Andaikata Rasulullah mengatakan yang sebenarnya justru Rasulullahpun ikut ambil bagian dalam pembunuhan tersebut. Orang semacam anda terlalu bodoh untuk memahami hakikat perjuangan. Nilai pemimin sama dengan nilai keseluruhan pengikutnya. Andaikata Hasan Tiro tidak hijrah ke negara lain, tentara dan polisi yang menuhankan Megawati dan sekarang Yudhoyono akan menembaknya dan tamatlah perjuangan. Tapi beliau dapat mengendalikan perjuangan dari jarak - jauh, kenapa kalian demikian bodoh cara berpikir? Ketika Rasulullah terperangkap di medan Uhud akibat sebagian besar tentara pemanah yang diperintahkan agar tidak berpindah posisinya dilereng gunung Uhud, tidak mematuhinya akibat hijau matanya melihat demikian banyak harta rampasan, Semua sahabat setia perjuangan tidak lagi menghiraukan diri mereka sebaliknya melingkari Rasulullah sebagai benteng sambil menembaki musuh. Itulah nilai pemimpin dalam perjuangan. Berdasarkan Al Qur-an justru kalian yang bersatupadu dalam bingkai Indonesialah yang benar-.benar munafiq.
Soal pajak nanggroe terlalu dibesar-besarkan pihak yang pro penjajah. Disebabkan tidak adanya dana untuk perang, Allah mengizinkan untuk mengambil paksa milik siapapun andaikata tidak diberikan secara sukarela. Itu harta semuanya milik Allah pada hakikatnya. perang itupun tujuannya untuk membebaskan kaum dhuafa dari belenggu penjajahan sebagai perintah Allah, kenapa kalian tak mampu berpikir? Sebabnya kalian bukan manusia tapi basyar yang tidak jauh berbeda dengan gorella atau mawas.
TNA "bermandikan" nyamuk dihutan dan sesekali bermandikan peluru. Tidak wajarkah mengambil pajak perang pada pengusaha tegel, misalnya sebagai ikut bertanggung jawab dalam membebaskan kaum dhuafa? Siapapun yang tidak memihak kepada perjuangan Acheh untuk membela kaum dhuafa sebagai perintah Allah swt, saya haqqul yakin mereka akan masuk neraka kelak, kecuali yang bertaqiyah dan yang bertaubat. Pernyataan saya ini kontraversi dengan pernyataan anda yang pancasilais. Kalau anda melihat ada TNA yang salahkaprah paska MoU Helsinki, pengikut Rasulullah saja banyak yang "lari kebelakang" sepeninggal beliau, konon pula pengikut pemimin biasa macam Hasan Tiro. Itu semua ujian Allah bagi seluruh orang Acheh, ada yang lulus ujian dan ada juga yang tidak. Sementara kalian orang yang bersatupadu dalam bingkai Puncasilap, takperlu lagi di uji Allah, sebab sudah pasti masuk neraka? Kenapa demikian? Sebabnya kalian adalah penyembah berhala Garuda Pancasila, bukan penyembah Allah. Kalau kalian masih mengaku sebagai penyembah Allah, itu namanya "al munafiqun". (QS, 2 :8)
Penduduk Indonesia mayoritas adalah orang-orang munafiq. Ini versi Qur-an bukan versi Pancasila. Kosasih punya "barang" adalah versi Puncasilap. Justru itu wajar dia itu silap dan sesat. Sungguh bodoh sekali anda mengira Indonesia itu negara Islam. Ilmu apa saja yang anda miliki tidak ada arti satu senpun selama anda belum memahami definisi daripada negara Islam. Hal ini erat hubungannya dengan Aqidah yang haq.
Saya takkatakan orang jawa itu kafir tapi siapapun yang bersatupadu dengan yakin dalam system Indonesia yang dhalim dan munafiq sama dengan orang munafiq. Orang munafiqlah yang berbahaya bagi kemanusiaan bukan orang kafir. Orang kafir ada yang berbahaya (baca kafir Harbi) dan ada yang tidak berbahaya (baca kafir Jimmi) Yang benar Indonesia itu adalah negara pura-pura, tidak memiliki keabsahan ditinjau dari sudut hukum Internasional. Kalau ditinjau hukum Allah pasti bathil, membangun atas keruntuhan negara lain. Hal ini sama dengan orang-orang yang mencari kesenangan diatas penderitaan orang lain, pasti neraka ujungnya kelak (hanya menunggu waktu saja). Negara RI hanya pulau Jawa dan Madura saja pada mulanya. Kemudian mulailah mencaplok wilayah lainnya dengan kekerasan dan penipuan sebagai watak khasnya orang Indonesia pada umumnya. Hal ini perlu saya nyatakan berdasarkan ucapan anda sendiri yang begitu ngaur dan menyebalkan.
Panglima sagoe yang duduk mobil masih wajar, kalau dibandingkan Penguasa dhalim Indonesia yang merampok minyak bumi di Acheh bukan untuk kesejahteraan rakyat jawa tapi untuk kesejahteraan keluarganya sendiri sampai 7 keturunan. Panglima sagoe dulu bermandikan hutan, peluru dan air mata, lalu penguasa anda menghamburkan uang diantara mereka untuk menetralisasi ide perjuangan mereka. Jadi andaikata mereka itu disalahkan, kesalahan itu berpunca dari kedhaliman dan kemunafikan ,penguasa anda melalui sepakterjang si Kontoro cs yang sekarang sudah merasa aman dari kritikan orang Acheh, tapi dia pasti masuk Neraka kelak (hanya menunggu waktu saja, nauzubillahi min zalik).
Kalian menyeru orang Acheh atau orang puja kusuma? Saya ini insya Allah pendakwah bukan tukang intimidasi. Dulu ketika ada orang Acheh yang mengkritik penguasa Indonesia lansung tni dan polisinya menyatakan itu suppersip. Apabila seseorang sudah kena stempel hantu itu, orang tersebut sudah bisa bersiap-siap untuk masuk bui. Prediksi saya, anda ini masih mengidap "penyakit" tersebut. Daripada anda berbohong untuk membangun Acheh sebagaimana bedebah-bedebah lainnya berbuih mulutnya dalam musim kampagnye untuk menipu rakyat demi kursi empuk, pulangkan saja ke Jawa untuk kalian bangun rumah buat mereka yang begitu banyak menghuni dibawah jembatan dan ditempat-tempat kumuh lainnya.
Tni itu musuh utama orang Acheh, tau? Orang Acheh sekarang hanya sekedar bermanis muka saja dengan basyar-basyar yang berani karena senjata itu, tau? Dihati orang Acheh pasti benci kepada tentara dan polisi Indonesia, kecuali orang acheh palsu. Tangan basyar-basyar itu belum kering dari lumuran darah orang Acheh. Gambar yang sering di forward saudara Warwick- Acheh di Australia merupakan bukti bisu yang menjadi memori bagi kami orang Acheh. Anda mau tuduh kami pendendam? Kalau kalian hengkang dari bumi Acheh dan kami sanggup mengatur sendiri negara pusaka yang cukup untuk mensejahtrakan bangsa kami, baru kami dapat memaafkan kalian dan kami serahkan kalian kemahkamah Internasional, khususnya mereka yang bertanggung jawab atas kerusakan negeri kami, Acheh - Sumatra. Anda hai kosasih sebaiknya pergi dulu ke rumah sakit jiwa sebelum menanggapi tulisan Al Qubra, Acheh - Sumatra.
Billahi fi sabililhaq
(alqubra)

Jawaban Kosasih Bakar:

Bismillahirrahmanir rahiim

“Saya bukan lah seorang pendawah, karena berdawah itu amat berat tanggung jawabnya, dalam berdawah kita mengajak seseorang itu dengan hujjah yang jelas tanpa ada paksaan”

Saya kembali menangis membaca tulisan dari Bung Muhammad AL Qubra, dengan kembali membawa Agama Islam dalam memperjuangkan Gerakan Aceh Merdeka serta mengatasnamakan tanah leluhur, semakin membuat saya yakin bahwa sebenarnya GAM ini tidak mempunyai ideologi yang benar bagi rakyat Aceh. Dan ironisnya sudah begitu banyak korban dari rakyat Aceh dengan sia-sia. Saya akan membagi dalam tulisan ini menjadi 3 bagian, yaitu Pluralisme Dalam Islam, Nasionalisme, Arti Jihad, Konflik Aceh Dalam Perspektif Internasional. Setelah itu baru saya akan berusaha membahas tulisan Muhammad Al Qubra bila belum terangkum dalam tulisan saya sebelumnya.

Pluralisme

Marilah bersama kita lihat bersama sebuah ayat Al Qur’an yang menceritakan tentang pluralisme dan kebersamaan. Seperti:

Ide tentang pluralisme dalam Al-Quran sudah disebutkan sejak penciptaan manusia. Tuhan sebagai Dzat yang transenden menciptakan manusia dari sepasang laki-laki dan perempuan, dan dari keduanya dijadikanlah manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa (QS 49:13)

Seandainya terjadi perselisihan antar sesama mukmin hendaklah dikembalikan kepada Al_Qur’an dan Assunah, karena keduanya adalah pegangan setiap mukmin. Rasulullah bersabda:”Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kalian akan selamat jika berpegang teguh pada keduanya, yaitu: Al-Qur’an dan Sunnah NabiNya”. (HR. Abu Dzar)

Jadi, adalah teramat jelas berdasarkan ayat-ayat itu bahwa sesungguhnya semua manusia dihadapan Allah SWT adalah sama, yang membedakannya adalah keimannya. Tidak ada seorang manusiapun yang tahu ketika lahir di dunia ini, apakah ia bersuku Aceh, bersuku Jawa, bersuku Gayo atau lainnya. Mereka juga tidak tahu apakah mereka akan berkulit putih atau hitam atau sawo matang, yang mereka tahu hanyalah menangis sebagai awal kehidupan mereka.

Bahkan semakin membuat saya terhenyak dan mengeluarkan air mata adalah ketika tahu bahwa Hasan Tiro dan penerusnya melalui Gerakan Aceh Mereka telah menghalalkan darah sesame muslim yang tumpah di bumi Indonesia, sebuah bumi dengan mayoritas terbesar penduduknya Islam, sebuah Negara yang kaya dan terdiri dari berbagai macam suku, sebuah Negara yang seringkali dikatakan sebagai Macan Asia Yang Tidur, Negara tersebut kini masih dalam kesulitan-kesulitan yang mendera karena berbagai ragam kesulitan-kesulitan baik KKN, separatism, Krisis Moneeter dan lain sebagainya.

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (Perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat:10)

Terbayang oleh saya ketika GAM berperang mengatakan “Allahu Akbar,” kemudian di sisi yang lain TNI yang notabene muslim juga mengatakan “Allahu Akbar,” merinding saya membayangkannya. Dalam perang semua bisa terjadi, jangan katakana kejahatan perang hanya dilakukan oleh TNI, kejahatan perang juga dilakukan oleh GAM. Seperti GAM menceritakan bahwa Rakyat Aceh diperkosa, dibunuh, dicincang oleh TNI, begitu juga sebagian rakyat Aceh mengatakan bahwa mereka juga diperkosa, dicincang, dibakar oleh GAM. Semua berlomba untuk mengabadikan setiap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh masing-masing lawannya.

Kesalahan dari GAM adalah ketika ia membenci Suku Jawa, karena merasa NKRI itu diwakilkan oleh Jawa, padahal NKRI itu terdiri dari banyak suku bangsa. Mereka berupaya membangun nasionalisme rakyat Aceh tersebut melalui hal tersebut, kesalahan konsep ini berakibat fatal ketika ternyata rakyat Aceh sudah banyak yang berasal dari suku Jawa sejak zaman Iskandar Muda, bahkan pada zaman kemerdekaan. Sekaligus ini menafikkan salah satu sunnatullah bahwa manusia itu diciptakan oleh Allah berbagai ragam untuk saling mengenal.

Hal ini semakin menarik, dikala permusuhan tradisional antara Aceh dan Gayo mencuat, ketika sejarah memperlihatkan bahwa Aceh dan Gayo itu mempunyai bahasa yang amat berbeda, ketika Aceh dan Gayo mempunyai adat yang berbeda, sampai-sampai ada yang mengatakan bahwa Gayo tidak mau dikatakan Aceh atau Aceh tidak mau dikatakan Gayo, atau ketika mereka saling memperolok dengan sebutan ‘Gayo Re’ dari orang Aceh atau ‘Aceh Pungo’ dari orang Gayo yang sudah demikian tertanam sejak zaman nenek muyangnya.

Ketika dipertanyakan siapa suku asli di Aceh, maka sudah jelas jawabannya adalah suku Gayo, akan tetapi ketika dipertanyakan sejauh mana kemurnian suku Gayo sekarang ini atau siapa yang benar-benar suku Gayo? Abad pertama yang menceritakan tentang Kerajaan Linge seringkali dikatakan sebuah generasi pertama dari suku Gayo. Namun, abad-abad berikutnya dan seterusnya sudah tentu generasi itu melakukan perkawinan silang, terlebih lagi dengan sifat orang Gayo yang labih menyukai untuk perkawinan angkap atau mengambil menantu dari luar daerahnya. Ini sangat memungkinkan, karena dalam suku Gayo tidak diperkenankan menikah dalam satu kampong dan hukumannya adalah di parak dahulu. Keterbukaan orang Gayo memang luar biasa. Setelah selama hampir 19 abad dengan banyaknya perkawinan maka yang akan menjadi pertanyaan adalah siapa suku Gayo itu ? Jawaban yang termudah adalah suku yang tetap menggunakan bahasa Gayo dan tetap mempertahankan adat Gayo untuk menjalani kehidupannya.

Aceh Lauser Antara (ALA) dan Aceh Barat Selatan (ABBAS) merupakan salah satu akibat dari konsep kemerdekaan GAM tersebut, sebuah konsep yang pragmatis. Selama ini hampir dalam setiap statemennya GAM mengatakan bahwa isu ALA dan ABBAS disebarkan oleh pihak-pihak NKRI tanpa pernah mau melihat kenyataan bahwa memang pada daerah tersebut sering terjadi ketidakadilan yang kerap kali diterima, banyak hal sebenarnya, sebagai contoh ketika masih zaman Orde Baru setiap pimpinan yang ditunjuk dari Pusat kebanyak orang-orang Aceh pada daerah Gayo, ini tentu menandakan bahwa usaha mereka menganggap orang Gayo itu lemah dan tidak mampu dalam mengelola daerahnya, atau dampak lainnya adalah ketika SDM yang ada di Gayo amat rendah, sampai sekarang masih bisa dihitung yang S2 atau S3 nya, belum pernah ada seorang Menteri dari Gayo, padahal sebenarnya ada beberapa tokoh dari Gayo yang jelas bisa menduduki jabatan ini, ini adalah akibat dari permusuhan tradisional antara Gayo dan Aceh seperti halnya yang terjadi antara suku Sunda dan Jawa sampai saat ini.

ALA dan ABBAS merupakan salah satu strategi untuk dapat mengamankan Aceh di masa yang akan datang, dengan ALA dan ABBAS maka konsep Aceh Merdeka akan hilang, adalah tidak memungkinkan Aceh Merdeka hanya sebanyak 30% dari wilayah Aceh sekarang. Kembali kembali kepada suku Jawa, ironisnya pada daerah ALA dan ABBAS sudah begitu banyak transmigran yang ada, bahkan telah melakukan perkawinan antar suku, sehingga ikatan batin dari kedua-dua suku tersebut sudah amat mengental.

Sesungguhnya ini juga yang ditakutkan bila GAM berhasil memerdekakan diri mereka dengan konsep 4 negara bagian, akan timbul peperangan sebelumnya antara suku Jawa dengan suku-suku lain yang ada, ini akan mengakibatkan ketidakamanan kembali, yang akan terjadi adalah peperangan antar etnik. Kemudian apa yang akan terjadi dengan anak-anak yang merupakan hasil dari perkawinan silang, haruskah mereka memilih kepada suku siapa, ama atau inenya ? Setelah ini selesai pertentangan antara Gayo dan Aceh juga tidak akan berhenti, karena sebagian orang Gayo sudah amat keras mengatakan Asal Linge Awal Serule, mereka adalah penguasa Aceh dahulunya. Ini akan terus berlanjut, kemudian akan timbul yang namanya Gayo Merdeka yang sudah barang tentu akan didukung oleh suku Jawa. Terbayang oleh saya sebuah peperangan yang tidak akan pernah habis dari bumi Aceh yang kita cintai karena Faham Chauvinisme (Kesukuan yang tinggi) dari suku Aceh. Yang akan terjadi adalah Geonesida (pemusnahan satu suku) Jawa, lantas kemudian Gayo.

Selain dengan perang, maka salah satu jalan untuk menghilangkan satu suku adalah dengan budayanya, seperti halnya Kute Reje diganti dengan Banda Aceh, ini adalah satu contoh bagaimana Aceh akan menghilangkan kembali sejarah Gayo. Bisa dibayangkan nama-nama yang diberikan pada daerah Aceh dahulunya sekarang sudah berganti, nama-nama yang didapat dari perjalanan Sengeda bersama Gajah Putih, seperti Biren, dsb. Inilah yang mereka lakukan, GAM akan menjadikan bahasa Aceh sebagai bahasa nasional bahkan mengganti semua sebutan-sebutan yang berbau Gayo, bila ini terjadi maka anak cucu kita tidak akan pernah mengenal Gayo lagi seperti halnya kita sekarang tidak betul-betul mengetahui Kerajaan Linge denagn sesungguhnya. Ada sebuah anekdot, ketika 50 tahun nanti sewaktu Aceh Merdeka dan tidak mampu menghilangkan Chauvinismenya maka anak-anak dari orang Gayo akan menanyakan kepada orangtuanya “Ama, Gayo itu apa sih,” (dalam bahasa Aceh), lalu ayahnya menjawab “Gayo itu adalah batu hitam yang dulu berasal dari daerah bernama atu lintang,”. Sungguh menyedihkan bukan. Apakah Tanah leluhur kita akan dijual dengan semudah itu, wahai serinenku yang mendukung GAM.

Belum cukupkah kita yang menguasai seluruh Aceh kini hanya tinggal di dataran tinggi, dan seringkali mereka takut kepada kita seperti halnya melihat orang yang tertinggal atau tidak berpendidikan, Penguasa Daerah Pesisir Utara Sumatera. Tidakkah kita pernah berpikir kenapa kita sampai terusir ke atas gunung, tidakkah kita berpikir ini semua karena kita memang seringkali perang oleh Aceh, kita selalu termakan oleh tipu Aceh. Serinenku, mari kita berpikir jauh sekali ke depan. Sudah kita hancur oleh Perang Bodoh ini, kemudian kita menjual tanah leluhur kita dengan mengorbankan sejarah kita yang seringkali mereka korbankan.

Nasionalisme Semu


Satu hal yang mungkin tidak disadari banyak orang, temasuk umat Islam, adalah kenyataan bahwa nasionalisme sebenarnya adalah ide yang diperalat oleh Barat untuk menjajah dan mendominasi dunia (Abdus Samiأ¢â‚¬â„¢ Hamid, 1998). Negara-negara Kapitalis seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, telah menggariskan langkah politik untuk memperkokoh atau mempertahankan eksistensi dan pengaruhnya dengan cara memecah belah sebuah kekuatan politik dan merekayasa berbagai konflik dan kekacauan di antara kelompok-kelompok masyarakat. Bila kondisi chaos sudah tercipta, nasionalisme akan datang dengan kedok أ¢â‚¬إ“hak menentukan nasib sendiriأ¢â‚¬?, atau isu أ¢â‚¬إ“bangsa yang berdaulat dan merdekaأ¢â‚¬?, dan sebagainya. Nasionalisme dijadikan landasan untuk menuntut kemerdekaan sekaligus untuk legitimasi perpecahan dan separatisme. Contoh kontemporer yang sangat gamblang, adalah masalah Timor Timur, yang secara sukses telah diceraikan dari Indonesia oleh Barat dengan tekanan-tekanan dan senjata mematikan : jajak pendapat (baca : nasionalisme) .

Rasulullah SAW pun telah mengharamkan ikatan ashabiyah, termasuk?آ nasionalisme :

أ¢â‚¬إTidak tergolong umatku orang yang menyerukan ashabiyah (fanatisme golongan, seperti nasionalisme). (HR. Abu Dawud)

“Dari Watsilah Ibnul Asqa’; saya bertanya kepada Rasulullah SAW. apakah seseorang yang mencintai kaumnya termasuk ashabiyyah? Rasulullah menjawab: Tidak; tapi yang termasuk ashabiyyah ialah bila ia menolong kaumnya dalam kezaliman.”

Faham Chauvinisme ialah faham yang mengagungkan tanah air secara berlebih-lebihan.
Nabi Muhammad SAW. bersabda “Bukan termasuk golongan kami orang yang menyeru keoada ashabiyyah, bukan termasuk golongan kami orang yang berperang atas dasar ashabiyyah dan bukan termasuk golongan kami orang yang mati karena membela ashabiyyah” (H.R. Abu Dawud). “Rasulullah SAW ditanya tentang seseorang yang berperang karena keberaniannya, berperang karena mempertahankan diri dan berperang karena riya. Manakah yang termasuk di jalan Allah? Rasulullah menjawab: Barangsiapa yang berperang untuk menjunjung tinggi kalimah Allah maka ia di jalan Allah.”

Gayo bukan Chauvinisem adalah amat jelas, Gayo adalah suku terbuka, bahkan bisa menerima Jawa, Padang, Batak, bahkan Aceh itu sendiri sebagai kemudian disebut orang Gayo. Inilah kelebihan suku Gayo, walau sudah berabad-abad lamanya sejak zaman Kerajaan Linge bahasa Gayo itu tetap eksis, budaya Gayo masih tetap eksis, bahkan perpaduan Gayo dengan Padang di Blang Kejern tetap memenangkan suku Gayo yang menjadi pemegang adat. Bandingkan dengan Aceh Selatan yang masih tetap menggunakan bahasa Padang sebagai bahasanya.

Selanjutnya ketika kita membaca hadist-hadist tersebut apa yang terpikirkan oleh kita pertama kali adalah sungguh menyedihkan para pejuang GAM yang telah meninggal, mereka adalah jauh dari syahid, mereka mati dalam keadaan sia-sia. Ketika mereka dikatakan membela kehormatan mereka, tapi mereka telah melupakan arti perdamaian, seluruh rakyat Indonesia juga sama seperti apa yang dirasakan oleh rakyat Aceh, tapi karena merasa sebagai saudara seiman mereka tidak mau melakukan pemberontakkan seperti apa yang dilakukan oleh Hasan Tiro, karena mereka tahu ini tidak baik, mereka tahu bahwa Allah amat membenci hal ini.

Segala sesuatu yang dimulai dari niat yang salah, akan menjadikan hasil yang salah pula.

Jihad

Jihad adalah berjuang – membunuh dan dibunuh – demi Allah semata, dalam rangka menjadikan Kalimah-Nya tertinggi. Adalah sebuah kewajiban yang ditahbiskan di dalam Al Qur'an (lihat al Baqarah 2:216)

Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah (yaitu, Syirik) dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. (QS Al Anfal 8:39)

Rasulullah, sallallahu 'alayhi wassallam, bersabda,

"...siapapun yang berjuang di bawah panji-panji emosi, menjadi marah karena sikap berat sebelah ('asabiyah), menyeru ke arah 'asabiyah, atau mendukungnya dan kemudian meninggal, maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah." [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Sahihnya (6/21), dari Abu Hurairah]

Kembali saya tertegun dengan Ayat Al Qur’an dan hadist ini, semakin takut saya nanti Hasan Tiro di akhirat seperti apa pertanggungjawabann ya kepada Allah SWT dan orang-orang yang termakan dengan isu perjuangannya yang pragmatis tersebut.

Ntah apalagi yang harus dikatakan karena semuanya begitu jelas.

Konflik Aceh

Seluruh rakyat Indonesia merasakan apa yang dirasakan oleh Rakyat Aceh, Indonesia bagian Timur juga merasakan hal yang sama dirasakan rakyat Aceh. Mereka merasakan pada zaman Soeharto semuanya tertekan dengan kebijakan-kebijakan Soeharto yang sangat pragmatis atas dasar menyelamatkan nasionalisme Indonesia.

Semua rakyat Indonesia juga tahu bagaimana dwi fungsi ABRI telah menyebabkan pemerintahan otoriter, Soeharto dengan kaki tangannya (baca TNI). Semua rakyat Indonesia merasakah hal yang sama.

Terkait dengan Aceh, semua orang juga tahu yang pertama kali meminta agar Aceh dijadikan sebagai Daerah Operasi Militer adalah Ibrahim Hasan, orang Aceh yang kalau pulang ke Aceh diam-diam karena takut ia diliecehkan oleh orang Aceh sendiri.

Namun, yang tidak pernah diungkap adalah ternyata ada sebagian rakyat Aceh, khususnya orang Aceh yang tidak mau dikatakan Aceh (baca Gayo) melakukan pendekatan kepada TNI, malah memanggil TNI lebih banyak ke daerah untuk mempertahankan keamanan wilayahnya dari GAM. Bila dibandingkan dengan orang Aceh yang lain, maka korban dari daerah dataran tinggi Aceh relative lebih sedikit, bahkan yang menjadi masalah bagi mereka adalah beban psikis akibat perang ini, mereka tidak bisa lagi menjual hasi tani mereka, banyak yang dipaksa menyerahkan pajak nanggroe. Ini semakin terasa ketika banyak transmigran yang ada di dataran tinggi Aceh harus diperkosa, dirampok, dibunuh, dihina oleh GAM, dan ini juga terjadi kepada orang Gayo yang tidak mengikuti keinginan dari GAM, mereka memaksa anak-anak orang Gayo untuk dapat menjadi anggota GAM dengan ancaman keluarga mereka akan disiksa.

Selama puluhan tahun telah terjadi konflik, hingga tsunami tiba. Seharunsya rakyat Aceh sadar ini adalah peringatan dari Allah atas tumpahnya darah sesame muslim di bumi Aceh yang kita cintai. Ketika mesjid-mesjid diselamatkan dari tsunami, ketika Masjid Raya dinaikkan Allah bagi mereka yang masuk kedalamnya, ketika banyak orang China yang mengucapkan syahadat, ketika rumah-rumah masyarakat yang hancur seperti dipilih oleh tsunami, apakah ini bukan peringatan dari Allah SWT.

Kemudian dikatakan bahwa tsunami telah menghancurkan senjata-senjata yang ada di pinggir laut, ini karena semua rakyat Aceh tahu dimana Polisi dan TNI menyimpan gudang senjatanya. Tapi apakah mereka tahu seberapa banyak senjata GAM yang dibawa oleh air laut, yang tersebar di pinggir-pinggir pantai. Wahai Pimpinan GAM kenapa engkau tidak membuka ini kehadapan public, biar Aceh ini tidak lagi dalam kekerasan, biar Aceh ini aman dari slogan-slogan yang membuat rakyat Aceh menderita kembali. Tidakkah kalian takut dengan bencana yang akan diberikan Allah khusus kepada orang-orang seperti ini ?

Lalu saya membaca tulisan Muhammad Al Qubra tentang Puja Kusuma yang dihubung-hubungkan dengan Penyembaan Berhala, apakah ia tidak berpikir ia selama ini telah menyembah Hasan Tiro ? Berhala Hasan Tiro. Ia juga yang kerapkali berkomentar bahwa perkataan yang hak digunakan untuk yang batil, apakah saya atau dia yang menggunakannya. Belum lagi tentang penyembahan kepada Garuda Pancasila, tapi ia tidak pernah berpikir telah menyembah Bintang dan Bulan melebihi apapun. Siapa yang menggunakan perkataan hak untuk yang batil ?

Orang Islam dari manapun akan menangis atau bahkan tertawa hingga menangis ketika mendengar Hasan Tiro berjuang melawan Thogut NKRI, sesama muslim, bila NKRI itu Kolonialis Belanda yang notabene menjajah, maka Jihad itu bisa dilakukan seperti orang-orang di Iraq, Palestin, Khasmir, Morro, Afganistan, Chencya, tempat itu semua adalah medan jihad dimana semua mujahidin berdatangan dari penjuru dunia, tapi di Aceh ? Astagfirullahal’adzim, apakah ketika sebagian mereka sudah berlatih di Libya kemudian perang ini dikatakan Jihad. Sekali lagi, jangan bodohi lagi orang-orang Aceh, kenapa tidak berikan damai saja kepada kami semua.

Coba simak kata-kata ini

Hasan Tiro pulang ke Acheh atas pengertian politik made in Indonesia. Artinya melakukan penipuan terhadap Indonesia. Kenapa bisa menipu? Bolehkah orang beriman menipu? Menipu itu tak boleh terkecuali menipu demi mencari redha Allah pasti dibenarkanNya. Ketika seseorang menanyakan kepada Rasulullah orang yang hendak dibunuh tanpa dibenarkan Allah dan Rasulnya. Rasulullah menjawab bahwa selama beliau disana tidak ada orang yang lewat. Memang Rasulullah berpindah tempat satu langkah saat itu, tapi menggeser satu langkah adalah untuk menipu orang tersebut bukan? Kenapa Rasulullah tidak mengatakan yang sebenarnya? Andaikata Rasulullah mengatakan yang sebenarnya justru Rasulullahpun ambil bagian dalam pembunuhan tersebut. Orang semacam anda terlalu bodoh untuk memahami hakikat perjuangan”

Muhammad Al Qubra mengatakan bahwa Rasulullah adalah penipu, bahkan Allah juga membenarkan penipuan, maka orang seperti ini yang bisa dipegang omongannya? Ia bahkan telah membawa nama Allah ketika menceritakannya. Ia sepertinya tidak mengetahui arti dari strategi dan tipu, apakah Nabi pernah menipu orang ? Perlukah saya jelaskan ini kepada majelis semua ? Nabi yang terkenal sebagai orang yang dipercaya tidak pernah menipu orang, laknatullah kau Muhammad Al Qubra. Jangan kau samakan itu tipuan Rasulullan dalam becandapun tidak pernah menipu, jangan samakan dengan Hasan Tiromu itu, kau sendiri yang sudah menjelaskan ia berpindah dengan melangkahkan kakinya, ia jujur. Ini adalah kesantunan budi dari Rosulullah. Hasan Tiro melakuakan itu ? Tidak mungkin. Rasulullah tidak pernah meninggalkan medan jihad, Rosulullah tidak pernah lari dari perang yang dipimpinnya, jangan kau terlalu banyak ungkit yang lain-lain Kau Muhammad Al Qubra, karena perjuangan mu ini sudah salah. Hasan Tiro memimpin perang dari Swedia, inikah pemimpin kalian ?

Dan jangan katakan juga bahwa TNI itu musuh rakyat Aceh, TNI bukan musuh masyarakat Gayo, pergi kau ke Gayo banyak TNI di sana, bilang kau GAM dan katakan orang Gayo bodoh karena mau dengan TNI, kau lihat apa yang akan diperbuat orang Gayo disana. Jangan macam-macam Kau dengan orang Gayo wahai Aceh Pungo. Lantas kau pergi ke Aceh Barat dan Selatan, dengarkan apa kata mereka yang mengatakan bahwa Hasan Tiro menipu, GAM penipu telah membawa uang orang Meulaboh untuk beli senjata. Jika tipu seperti ini kau samakan dengan apa ayng dikerjakan Rasulullah tadi maka Laknatullah Kau. Maaf, saya terbawa emosi.

Baiklah, kemudian dikatakan bahwa NKRI penipu, setuju, sebelum era reformasi semua rakyat Indonesia ditipu. Walau demikian uniknya lagi ternyata masih banyak juga yang mengatakan bahwa era Soeharto lebih baik, ntahlah, wallahu’alam bishowab. Permasalahannya adalah ternyata GAM telah melakukan penipuan-penipuan dalam MoU helsinky, siapapun tahu bahwa MoU itu hanya menguntungkan GAM dan anggotanya dan sudah terealisasikan di masyarakat, bukan. Sekarang siapa yang menipu siapa ?

Coba simak ayat yang dibawa untuk Perang Aceh:

Kehidupan di dunia menghadapkan manusia pada dua jalan. Jalan yang mendaki lagi sukar dan jalan yang mulus lagi menyenangkan (QS, 90:10).

Jalan yang mendaki lagi sukar adalah jalan untuk membebaskan kaum dhuafa dari belenggu penindasan dan penjajahan, yang menimpa kuduk-kuduk mereka, membebaskan manusia dari sistem perbudakan baik perbudakan ortodok mahupun perbudakan modern (QS, 7:157 & QS, 90:12-18).

Untuk menempuh jalan ini tidak boleh tidak dituntut untuk mendirikan sistem Allah. Untuk mendirikan sistem Allah membutuhkan kemantapan power dan Ideology sebab pasti akan berhadapan dengan kekuatan system Thaghut, jelasnya pasti akan berhadapan dengan medan tempur. Justru itulah para Rasul dilengkapi dengan Ideologi, Mizan dan Power (QS Al-Hadid :25).

QS 7:157 ternyata lebih menceritakan kita semua harus mengikuti Rosulullah, kemudian untuk QS 90:12-18 lebih mengisahkan tentang 2 jalan yang untuk haq dan batil, sedangkan QS Al Hadid:25 menceritakan tentang senjata untuk melakukan peperangan.

Rupanya Muhammad Al Qubra melalui QS 90:12-18, QS Al Hadid:25, mencoba untuk mengatakan bahwa dengan melepaskan diri dari perbudakan, memelihara anak yatim dan menegakkan agama Allah boleh dilakukan dengan kekerasan. Dan ini yang memang harus dilakukan oleh muslimin seluruh dunia, tapi ini tidak sesuai konteksnya di Indonesia.

Pertama: Indonesia merupakan sebuah Negara muslim terbesar di dunia, masih banyak orang-orang yang mengatakan Laa ILaha Illallah, masih banyak yang mengucapkan syahadat. Nah, tentunya ayat-ayat tersebut harus dilakukan sebuah kajian lebih lanjut,

Kedua, terlebih lagi yang diperjuangkan GAM itu bukan menegakkan kalimat Allah Laa Ila Illallah, akan menegakkan thogut Negara Aceh, tentunya amat sangat berbeda. Bila kita mengaitkan Islam tentunya yang diharapkan adalah tegaknya Khilafah Islamiyah, tapi rasanya itu memerlukan waktu yang panjang. Butuh sebuah persamaan persepsi menuju ke sana.

Ketiga, Sudah banyak ayat dan hadist yang mengatakan bila ada permusuhan diantara kamu maka didahulukan perdamaian bukan peperangan, dan penumpahan setetes darah muslim itu amat berat pertanggungjawabann ya.

Keempat: bila memang perjuangan GAM itu menegakkan kalimah Allah, maka sudah barang tentu akan banyak mujahidin internasional yang berbondong-bondong ke Aceh untuk mencari syahid. Malah yang datang ke Aceh adalah Mujahidin-mujahidin dari Indonesia dan internasional yang membantu mengangkat mayat-mayat rakyat Aceh, seluruh rakyat Indonesia.

Selanjutnya saya hanya ingin menyampaikan kepada majelis semua, agar berhati-hati dengan GAM, karena ada kemungkinan telah disusupi olah Yahudi, paling tidak kita pernah tahu bahwa istri Hasan Tiro adalah Yahudi, serta perjungan GAM juga sepertinya didukung USA. Sampai kapanpun Yahudi dan Kafirun tidak akan pernah membiarkan Negara terbesar penduduknya ini damai untuk dengan Islamnya.

Terakhir, siapa yang sakit jiwa Omar Poteh kah ? Atau Kosasih Bakar ? Orang yang gila perang dan membunuh orangkah ? Atau orang yang menginginkan perdamaian abadi dengan ALA dan ABBAS serta tidak ingin Aceh Merdeka ? Silahkan para pembaca memikirkannya ?

Berijin.

Tidak ada komentar: