21 November 2008

Dialog Dengan Bang Jems (Indonesia Pecah ?)

Ulasan Bang Jem:

Saat ini, kebanyakan gubernur, kepala daerah, parpol dan pimpinan militer di Indonesia, dari segi usia (40 thn keatas), adalah hasil didikan era suharto. Dengan doktrin2nya suharto, persatuan Indonesia menjadi yg utama.

Walaupun ada protes2 dan permintaan di daerah2 untuk lebih independen supaya tdk semua hasil daerah dinikmati jakarta, tetapi karena pemimpin2nya masih teguh memegang prinsip kesatuan, maka wacana independensi daerah masih bisa diredam.

Tetapi 20-30 thn yg akan datang, pemimpin2 sipil & militer, adalah hasil pendidikan jaman reformasi. Doktrin persatuan tidak lagi menjadi prinsip utama, digantikan prinsip demokrasi & keadilan. Dikhawatirkan, pada saat itu, pusat (jakarta) akan semakin berat menahan desakan dari daerah2 yg ingin memisahkan diri, apalagi dgn adanya dukungan putra2 daerah yg sudah menjadi pemimpin massa, sipil & militer di daerahnya masing2.

Militer juga tidak mungkin memiliki sumber daya yg cukup utk mempertahankan kesatuan negara dgn kendala geografis sebesar ini. Misalkan Aceh menyatakan merdeka, disaat yg sama papua & riau juga memerdekakan diri, apa mungkin militer bisa meredam konflik di banyak lokasi bersamaan.

Partai politik yg dulunya solid, misalkan Golkar, mulai tampak tanda2 perpecahan internal, adanya fraksi JK, Akbar, Agung dll.

Pihak luar negeri, ada yg diuntungkan dgn perpecahan Indonesia. Tidak semuanya against perpecahan NKRI, contohnya Australia waktu kasus Timtim.

Kalau balajar dari sejarah, Rusia & Yugoslavia adalah contoh negara yg "menukarkan" persatuan negaranya utk mendapatkan demokrasi. Singapore & Malaysia, mempertahankan persatuan dgn otoriter, persetan dgn demokrasi.

Menurut anda, apakah perpecahan Indonesia adalah sesuatu yg masih mungkin dihindari ?

Jawaban Kosasih Bakar:

Bung Jems, salah satu kesalahan anda adalah anda tidak melihat dari sisi Islam, ini jelas anda sudah terdoktrin dengan pikiran-pikiran Hasan Tiro yang pragmatis tersebut.
Saya akan mencoba memberikan analisa saya bahwa NKRI akan tetap bersatu:

Pertama, NKRI sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia, bila mengikuti Al Qur an dan Al Hadist tentunya akan lebih mengutamakan persatuan bukan perpecahan seperti yang dilakukan oleh Hasan Tiro, pencetus penghalalan darah sesama muslim.Bahkan trend muslim sekarang adalah menuju khilafah Islam tanpa memandang batasan-batasan negara dan suku atau bangsa. Ukhuwah Islamiyah bukan Ukhuwah Chauvisme Aceh.

Kedua, upaya dari pihak Pemerintah untuk memberikan otonomi daerah ternyata telah berhasil meredam keinginan dari daerah terebut untuk melakukan pemisahan diri, karena mereka diberi hak untuk mengelola wilayahnya sendiri, mereka diberikan hak untuk membangun daerahnya sesuai dengan budayanya. Bukan seperti yang GAM lakukan (ingin mencontoh Soeharto, mengignor keinganan masyarakat ALA dan ABBAS), mencoba menyatukan tapi memandang perbedaan, Nasionalisme Semu atau GAM Pragmatism.

Ketiga, baik sadar atau tidak ternyata salah satu program Pemerintah, Transmigrasi, upaya untuk menyebarkan kepadatan dari Pulau Jawa ke pulau lainnya ternyata telah membuahkan hasil semangat nasionalisme bagi NKRI. Suku Jawa itu mempunyai karakteristik yang unik, selain mereka muslim, mereka bukan tipe pemberontak, mereka mau bekerja keras dan ke Ladang, mereka juga mampu beradaptasi dengan penduduk sekitarnya dan cepat melakukan perpaduan kebudayaan (melalui perkawinan misalnya).

Keempat, perasaan nasionalisme di Indonesia masih sangat kental, mereka merasakan dijajah oleh Belanda, belum lagi contoh Negara Tim-Tim yang sudah merdeka malah semakin kacau negara tersebut.

Kelima, sedikit tentang GAM, sudah sangat jelas mereka itu tidak mempunyai ideologi yang jelas, bahkan ada indikasi mereka sudah disusupi oleh Yahudi untuk mengacaukan Negara yang berpenduduk paling besar Islamnya. Jadi GAM adalah sebuah Gerakan yang berupaya untuk menghancurkan Islam. (sudah memang Aceh dari Tamil ini, lihat Sri Lanka tidak pernah aman)

Jadi jelas Bang Jems, selama masih ada syahadat di bumi Indonesia ini, selama bangsa ini menghormati sejarahnya, maka GO TO THE HELL dengan PECAHNYA INDONESIA

Tidak ada komentar: