Ulasan Bang Jems:
Bukankah indah dan cantik melihat sosok pemimpin yang berbeda pendapat yang tajam,bermusuhan dlm kampanye, namun setelah selesai pemilihan umum, mereka mengakui kekalahannya dengan sportif dan menghormati pihak yang menang. Persahabatan tetap dijaga dengan baik.Bisakah kita dan pemimpin2 kita mencontoh ini?. Ini adalah contoh perpolitikan di eropa , apakah di negri kita bisa mencontoh yg demikian ? , wallah hua'lam missawab
Jawaban Kosasih Bakar:
Amat sangat bisa Bang Jems, kecuali Gerakan Aceh Merdeka, tentunya tidak semua Aceh, mereka semua termakan Hasan Tiro yang berasal dari Aceh keturunan Tamil, lihat muyang datunya tidak pernah memberikan keamanan sampai sekarang di Sri Lanka. Baca saja posting-portingnya, lihat agenda tersembunyinya, lihat polanya, semua orang yang awam saja tahu itu.
Tokoh nasionalisme kita dahulu sudah jelas-jelas melakukannya, Soeharto dulu melepaskan jabatannya tanpa ada Gerakan dari TNI, walau waktu itu banyak TNI yang masih loyal dengan Soeharto. Soekarno juga melakukan hal yang sama. Bung Hatta terlebih lagi, Moh Natsir apalagi. Jadi tidak usah tanyakan itu kepada bangsa ini, yang jadi masalah adalah tipe-tipe pemberontak seperti Hasan Tiro.
Masa tuanya yang seharusnya dilalui dengan kedamaian dan keindahan malah menjadikan dirinya sebagai Juru Kampanye Partai Aceh, jadi jangan salahkan kami bila kami tidak suka Hasan Tiro, karena sampai tuanya masih saja menjadi pemicu penderitaan rakyat Aceh.
Hasan Tiro telah memberikan persamaan pemberontakkan di Aceh dengan Jihad, Naudzubillah Min Dzalik.
Hasan Tiro telah mengorbankan ribuan rakyat Aceh hanya untuk obsesi pragmatisnya dan instinknya saja. Ia tidak pernah menanyakan kepada rakyat Gayo apa keinginan dari mereka, ia tidak pernah menanyakan kepada Jamnee apa keinginan mereka, siapapun akan tahu ia tipe pemberontak yang lebih kepada kepentingan pribadinya.
Ketika ia damai apa yang rakyat Aceh dapat, malah kenikmatan hidup dari Panglima Sago dan anggotanya, inikah pemimpin anda ? Jawab !
Ketika dalam keadaan damai ada wacana dari orang terdalam sendiri dengan mengatakan, kepada seluruh anggota GAM, sekarang saatnya kita untuk bekerja keras untuk mencapai PERDAMAIAN ABADI (merdeka), inikah pemimpin yang anda banggakan ?
Ketika dalam keadaan damai kemudian menghitung perencanaan- perencanaan menuju kemerdekaan, seperti:
1. Kita harus bangun kekuatan, melalui dan BRR, tentunya setelah membentuk KPA terlebih dahulu, kekuatan kita sudah habis disapu tsunami, kita perlu merubah pola perjuangan kia sekaligus mempersiapkan hal yang terburuk.
2. KPA agar segera melakukan kembali membangun jejaring sebelum terbentuknya Partai Lokal, ntah apapun namanya. Rekrut sebanyak mungkin orang untuk masuk ke KPA, berikan mereka dana atau proyek. Tugas utamanya meyakinkan masyarakat, khusus Aceh Pedalaman dan Pesisir Barat Selatan yang ingin berpisah KPA agar betul-betul menggarapnya.
3. KPA juga bertanggungjawab untuk memenangkan PILKADA yang kadernya berasal dari GAM, gunakan semua kemampuan yang ada, bila perlua gunakan isu-isu, Perdamaian karena GAM, berikan mereka uang atau sedikit intimidasi jika memungkinkan tapi ingat jangan sampai dikatakan kita melanggar perjanjian Helsinky.
4. Setelah Partai Lokal terbentuk, kita harus dapat memenangkannya di seluruh wilayah Aceh, ini tujuan utama kita, karena bila ini berhasil maka kita bisa mendeklarasikan kemerdekaan Aceh tanpa harus meneteskan darah sedikitpun, kita akan mengguankan MoU Helsinky sebagai tempat kita untuk meminta pengakuan dari PBB.
Hal-hal yang perlu diwaspadai:
1. Pemekaran Wilayah ALA dan ABBAS, ini sangat riskan, sekali lagi kita akan takut-takuti Pemerintah Jawa - Indonesia dengan MoU Helsinky, walau sebenarnya MoU ini hanya kesepakatan belaka saja, tapi karena waktu Partai Lokal hadir dan akan ada Pemilu rasanya sampai disitu kita akan redam Pemekaran ALA dan ABBAS, KPA agar bertindak dengan benar untuk hal yang satu ini.
2. Gerakan-gerakan Partai Nasional agar diantisipasi betul, yang paling haryus diantisipasi adalah Parnas yang berideologi Islam seperti PKS, PPP, PAN dan PBB, karena rakyat Aceh dasarnya sangat Agamis, masuk kedalam jaringan mereka lalu cari kelamahan mereka dan hancurkan Partai mereka melalui wacana-wacana di masyarakat Aceh.
3, TNI, ini adalah musuh utama kita, mereka lebih terstruktur dan mempunyai loyalitas yang tinggi, sulit untuk diprediksi, dan mereka sama liciknya dengan kita. Ada baiknya untuk sekarang kita tersenyum saja dengan mereka, jangan terlalu membuat masalah, tenangkan diri, karena tujuan kita hanya satu Mendeklarasikan Kemerdekaan melalui partai Lokal.
4. Masyarakat, wacana yang paling penting adalah mengatakan bahwa Perdamaian di Aceh ada karena GAM, isu ALA dan ABBAS hanya dilakukan segelintir elit masyarakat, kalau perlu kita berikan uang yang banyak untuk daerah-daerah yang akan mekar tersebut.
Rencana Cadangan:
1. Jika ALA dan ABBAS sulit untuk diajak bersatu, maka kita lepaskan saja ALA, kita berfokus kepada ABBAS, daerah ALA sudah terlalu banyak suku Jawanya dan rakyat Gayo itu memang dari dulu tidak bisa satu dari Aceh, ABBAS sepertinya masih bisa kita lakukan pendekatan.
2. Tetapkan salah satu sayap GAM yang siap melakukan perjuangan kemerdekaan Aceh kembali, ini penting, minimal kita sudah bisa bangkit pasca tsunami.
Bayangnkan teman-teman, bila ini terjadi, rekaan ini hanya lah ada bila kita menganilisis MoU Helsinky, mendengarakan suara-suara dari KPA, melihat kejadian-kejadian di Aceh.
Jadi adalah tidak heran ketika saya mengatakan hilangkan saja MoU Helsinky itu tidak usah digunakan jika memang GAM menginginkan perdamaian, sekarang hampir separuh jalan yang dilakukan GAM.
Yang saya kuatirkan adalah GAM akan hilang dari muka bumi ini, karena jika rencana mereka dilakukan sudah barang tentu TNI juga sudah mempunyai perencanaan, mereka sudah asti sudah mendata seluruh anggota GAM, mereka tidak perlu lagi dikatakan melanggar HAM, karena pemberontak itu sudah jelas.
Lantas bila ini terjadi, siapa yang susah, tentunya rakyat Aceh juga, kembali dalam zona perang. Jika ini yang diingin Hasan Tiro dan kawan-kawannya, maka jelas percepat pemekaran ALA dan ABBAS, ini dikatakan kepentingan segelintir elit adalah bohong, [pada umunya rakyat Gayo mau pisah, mereka sudah bosan dengan PERANG BODOH. Sekarang zamannya Pilkada, siapa yang dekat dengan rakyat maka dia yang terpilih, begitu juga pemimpin di ALA.
Jadi Bung Jems, sebenarnya pemimpin yang dari mana yang seperti yang anda katakan itu ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar